part ini boleh banget di skip, isinya nggak terlalu penting, dan agak agak menjurus :)
-0-
Chenle benar-benar serius dengan perkataannya yang tidak ingin menerima Jaemin. Ia benar-benar tidak habis pikir dimana anak kandungnya ini mendapat sifat gigih seperti itu. Ia masih tidak sadar kalau sifat Chenle seratus persen sama dengan dirinya saat kecil dulu.
Kesabarannya hampir habis. Bahkan jika itu anaknya sendiri yang sudah lama tidak ia temui, memang bukan sifat Jaemin untuk merunduk atau memohon-mohon pada orang lain. Jaemin jarang merendahkan egonya untuk siapapun.
"Terserahmu sajalah. Mommy tidak peduli kau akan ikut turun makan dengan mommy atau tidak. Jika tidak mau yasudah. Kebetulan sekali. Kalian tidak perlu berebut hadiah natal dan hadiah ulang tahun dari mommy. Akan mommy berikan semua untuk Jisung. Hadiah itu juga tidak bisa dibeli disini karena mommy membawanya dari Thailand. Jisung pasti senang punya barang yang benar-benar hanya dia yang punya."
Melampiaskan kekesalan, sekaligus memancing anaknya.
Jika Jaemin tidak salah kira, Chenle pasti sedang panas hati mendengar saudaranya akan mendapatkan semua, termasuk yang seharusnya menjadi miliknya. Ego tinggi, tapi urusan kepemilikan pasti dia sangat posesif.
Jaemin berbalik sambil menghitung mundur. Mengira-ngira apa langkah yang akan diambil anaknya itu.
"Sampai disitu saja usahamu membujukku?"
Dalam hati Jaemin bersorak. Benarkan?? Chenle pasti tidak akan tahan membiarkan orang lain mendapat sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya. Sekalipun itu saudaranya sendiri.
Tapi Jaemin masih ingin mengerjai anaknya. "Ck, aku tidak suka anak yang tidak sopan."
"Mommy.."
Oh, ternyata anaknya lebih mementingkan barang yang menjadi hak miliknya dibanding rasa benci yang sudah ia deklarasikan sejak Jaemin datang ke kamarnya tadi.
Kalau begitu, anaknya tidak benar-benar membencinya bukan?
"Kalau begitu ayo. Mommy sudah hampir mati kelaparan saat harus membujukmu ikut makan."
Chenle berjalan pelan dengan wajah cemberut. Walau menunjukkan raut tidak suka, bocah lima tahun itu diam saja saat Jaemin menggendongnya.
"Eih benar-benar mirip aku dalam hal menyebalkannya. Jadi ini yang dirasakan ibuku saat mengasuhku dulu. Aku jadi ingin minta maaf karena telah menjadi menyebalkan sejak kecil.."
-0-
Ada perasaan yang tidak bisa ia jabarkan saat ini. Jantungnya masih terus bertalu cepat. Ada perasaan bahagia juga ragu disaat yang sama.
Bisakah jika ia menetap? Ia sangat menyukai berada di sekitar dua putranya. Tapi disaat yang sama ia juga membangun tembok yang kokoh antara ia dan Jeno juga Renjun. Perasaan bersalah itu masih bercokol disana. Terutama saat ternyata perasaannya pada suami sahabatnya juga masih ada setelah sekian tahun lamanya.
Walaupun Renjun berkali-kali mengatakan bahwa tidak ada yang melakukan kesalahan diantara mereka. Dan bahwa itu adalah permintaan Renjun, Jaemin tetaplah merasa tidak pantas mendapat ini semua.
Ia juga yang dulu mengatakan bahwa tugasnya hanyalah memberikan keturunan bagi Jeno, dan hidup tanpa gangguan dari pasangan suami istri itu sebagai balasannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/253980572-288-k889072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Both / Norenmin ☑
FanfictionKatanya jika kamu mencintai dua orang disaat bersamaan, maka pilih yang kedua. Tapi bagaimana jika kau mencintai keduanya hingga rasanya bisa mati bila melepas salah satunya. ⚠️ GS Pair : Norenmin (Noren, Nomin, & Jaemren) 🔞 [Marriage life] Cover m...