Part 12

3.3K 246 3
                                    

"Haish kemana perginya bocah sialan itu. Apa dia pikir dia adalah bosnya sehingga bisa pergi ke kantor kapanpun ia mau?! Huh! Sangat-sangat tidak bisa dipercaya!"

Karyawan yang berhadap-hadapan dengan Jaemin tampak takut-takut membuatkan pesanan untuk perempuan itu. Sedari Jaemin masuk ke cafenya, auranya sudah sangat tidak bersahabat.

"P-pesanan anda nyonya.." tangannya gemetar saat menyodorkan satu cup iced americano milik Jaemin.

Jaemin mendelik mendengar panggilang yang digunakan karyawan itu. Apa? Nyonya? Siapa? Aku?!

"Coba ulangi kau tadi memanggilku apa?"

Karyawan itu makin gemetar ketakutan. Ia hanya menundukkan kepalanya.

"Apa aku terlihat seperti sudah boleh dipanggil dengan sebutan nyonya hah?! Aku bahkan masih pantas disebut sebagai adikmu!"

Sangat tidak tau diri, pikir siapapun yang mendengar pengakuan Jaemin tadi. Secantik apapun dia, harusnya ia sadar diri ia sudah akan menginjak usia tiga puluh sedang karyawan dihadapannya bahkan baru berusia duapuluh. Siapa yang harus menjadi adik dari siapa?

"Awas saja ya kau. Kudoakan cafe ini sepi pelanggan hari ini karena sudah menghinaku!"

Dasarnya saja Jaemin sedang kesal dan uring-uringan sejak pagi karena tidak menemukan Mark di meja kerjanya sehingga ia harus beranjak untuk membeli sendiri kopi kesukaannya.

Kenapa Jaemin tidak menggunakan aplikasi pesan antar?

Ya, namanya juga Jaemin, jika sudah marah pada satu orang semua akan terkena imbasnya dan dia yang mendadak jadi bodoh.

Jaemin keluar dari cafe itu dengan menghentak-hentakkan kaki. "Awas saja kalau aku sampai kantor setelah ini Mark masih belum datang.. Akan kupecat dia! -- Oh tidak tidak, aku masih butuh dia, jadi kupotong saja gajinya. Ya seperti itu!"

Sekali lagi Jaemin berusaha menghubungi nomor Mark, dan sekali lagi ia harus menelan pil pahit karena nomor itu masih tidak dapat dihibungi.

Sebuah pesan masuk terlihat saat Jaemin baru saja ingin melempar ponselnya ke jok belakang.

Yuna

eonni, aku akan ke kantormu hari ini

kuharap Mark oppa ada disana


Jaemin menghela nafas panjang. Satu lagi beban hidup yang harus dihadapinya hari ini.

-0-

"KAU SIAPA HAH?! Kau pasti sekretarisnya kan?! Aku tidak tau Mark punya sekretaris segenit ini hingga berani masuk ke ruangan bos nya saat tidak ada siapapun di ruangannya! MAU APA KAU DISINI SAAT MARK TIDAK ADA?! MAU MENGGODA MARK BEGITU DIA SAMPAI DI RUANG KERJANYA?! IYA?!"

Jaemin mengernyit saat mendengar keributan asing dari dalam ruangannya. Lalu ia mendengar tamparan keras. Jaemin melotot dan segera berlari masuk ke dalam ruangannya.

"ADA APA INI?!"

Disana ada dua perempuan yang sedang bersitegang. Satu diantaranya adalah adik sepupunya, Shin Yuna, yang sekarang sedang menunduk sembari memegang pipinya.

Satu lagi adalah perempuan asing, dengan pakaian terbuka yang mengekspos banyak bagian tubuhnya, dan berambut pirang yang nampak kontras dengan kulit eksotisnya.

Perempuan asing itu nampak berdiri angkuh di hadapan adik sepupunya dengan tatapan mata berkilat marah.

"Siapa kau?" Jaemin memberi pandangan menusuk pada sosok asing itu.

Both / Norenmin ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang