Part 3

3.4K 286 1
                                    

Sial Jaemin kesiangan hari ini!

Untung saja tidak ada meeting atau bertemu client sampai makan siang nanti. Dia tidak perlu terburu-buru saat memakai makeup. Ia benci penampilannya yang berantakan dan asal-asalan.

Jaemin memang baru tidur pukul tiga lewat dini hari. Renjun semalam merengek ingin Jaemin menemaninya semalam setelah perempuan itu pulang dari kantor. Padahal ada banyak yang harus dikerjakan Jaemin semalam. Ia sudah membawa pekerjaannya ikut serta ke rumah sakit, tapi Renjun benci diabaikan. Pekerjaannya pun terbengkalai. 

Selepas Renjun tertidur pukul sebelas, ia buru-buru pulang ke apartemennya dan masih harus mengerjakan laporan-laporan itu hingga pukul tiga.

Dan pagi ini, Renjun yang sudah dibolehkan pulang setelah lima belas hari dirawat di rumah sakit, kembali merengek bahwa Jaemin harus ikut mengantarnya pulang.

Jadi disinilah dia. Melangkahkan kaki dengan berat dan kurang tidur.

Sesudah itu ia malah menemukan Mark menatap akun instagram sepupunya dengan senyum mengerikan.

"Kenapa kau menatap foto sepupuku dengan tatapan om-om pedofil menatap mangsanya hah?!"

Mark terkejut hingga hampir melempar ponselnya. "Astaga bos! Kau ini mengagetkan saja, datang-datang tanpa salam malah langsung berteriak disamping telingaku begitu."

Jaemin bersedekap masih menunggu jawaban Mark.

Mark menggaruk tengkuknya dan menatap Jaemin takut-takut. "D-dia sepupumu bos?"

"Jangan pura-pura bodoh Lee Minhyung. Dia cucu keluarga Im dan memiliki saham disini. Dia berkali-kali datang ke ruanganku, jadi tidak perlu pura-pura tidak tau siapa dia!"

Mark mengerucutkan bibirnya.

"Yuna itu perempuan dewasa. Dia sudah beberapa kali berkencan, dan dia kuliah di Amerika. Orang tuanya juga orangtua dengan pemikiran terbuka. Kau tau lah maksudku. Jadi buang saja jauh-jauh ketertarikanmu pada Haechan."

"Tapi dia cantik.." cicit Mark.

"Lee Minhyung!!"

"Astaga iya iya bos! Aku tidak tertarik pada Yuna!" Mark mendengus. "Padahal kan Yuna yang mau kudekati, kenapa kau yang marah.."

"Kau mau kupukul hah?"

-0-

Siang itu seperti memang sudah ditakdirkan oleh langit, Yuna malah menyambangi kakak sepupunya di kantor.

"Hai Minhyung oppa!"

"Astaga apa aku sudah mati? Kenapa ada bidadari di depan mataku?"

Yuna tersipu karena gombalan Mark. "Oppa bicara apa sih.." cicit Yuna. "Ngomong-ngomong kenapa oppa tidak makan siang? Ini kan sudah masuk jam makan siang."

"Aku masih menunggu kakak sepupumu yang menyebalkan kembali dari rapat dengan manager-manager kami. Dia biasanya suka menitipkan sesuatu yang aneh-aneh untuk makan siang, dan akan marah jika aku tidak ada di tempat ketika dia kembali."

Yuna tertawa ringan yang terdengar bagaikan alunan melodi lembut di telinga Mark. "Oppa ini suka sekali mengatakan yang buruk-buruk tentang eonni. Tidak takut aku akan bocor mengatakan semua yang oppa katakan pada Nana eonni?"

"Memangnya kau mau memberitahu Jaemin?"

"Eh, tidak juga sih."

Mark tersenyum miring.

"Tapi jika eonni sedang rapat kenapa oppa tidak ikut? Bukankah sekretaris pasti ikut jika ada rapat?"

"Nah! Itu dia! Dia malah menyuruhku tetap disini untuk mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai karena dia tadi terlambat datang. Menyebalkan sekali kan? Dia yang telat, aku yang susah. Mana dia tidak kembali-kembali aku sudah lapar sekali.." Mark memberikan wajah semelas mungkin di depan Yuna.

Both / Norenmin ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang