28 Tokatsu [14.01.2021]

2.9K 511 121
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Don't forget to give a vote and comment. Thankyou."

.

Soobin menderita tekanan batin. Rumah menjadi tempat yang menyesakkan baginya. Karena disini semakin hari dirinya merasa semakin tidak dianggap.

Ayahnya tidak tanggung-tanggung menghabiskan uangnya untuk anak tiri yang ternyata mempunyai seribu wajah selama ini. Lihat saja ekspresi menggemaskannya saat menerima mobil baru di depan mata. Pura-pura malu, menangis bahagia, sungguh dia akan menjadi artis yang hebat tahun ini setelah menyelesaikan drama yang dibintanginya.

Beomgyu tidak salah memilih profesi. Orang pasti akan menilainya sebagai anak yang baik, pendiam dan penurut sampai mendapatkan hadiah tidak terduga dari ayah tirinya.

Seleranya bukan main, persis seperti ibunya. Mini cooper merah menyala adalah pilihannya, merahnya semerah lelehan lipstick pada bibir ibunya.

Fakta bahwa Beomgyu bisa menyetir membuat Soobin tercengang. Tentu saja dengan itu dia jadi lolos dari ikatan Soobin. Waktu Beomgyu jadi lebih banyak dihabiskan bersama Kai, mengantar dan menjemputnya sekolah.

Sintingnya lagi adik kandungnya sendiri malah semakin akrab dengan ibu tirinya. Mereka berdua duduk bersebelahan menghadap piano klasik di ruang tengah rumah. Demi apapun, Taehyun diperbolehkan belajar musik?

Soobin masih teringat ancaman ayahnya dulu waktu mereka masih kecil tentang pengamputasian jari jika mereka berdua berani menyentuh seni apapun.

Waktu telah berlalu. Semua telah berubah. Saudara kandung, saudara tiri, dan saudara haramnya mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Lebih longgar daripada apa yang dulu mereka terima.

Sedangkan Soobin masih diperlakukan sama, sebagai anak sulung.

Dia baru saja gagal tes masuk universitas pilihan ayahnya.

Itulah yang menjadi alasan Soobin bungkam di rumah beberapa hari ini.

Ia mungkin tidak peduli beradu mulut dengan ayahnya masalah keluarga mereka. Tetapi, untuk masalah satu ini Soobin benar-benar merasa menciut. Ia merasa kecil dan merasa payah. Baginya kegagalan ini bukanlah sesuatu yang bisa ia anggap remeh. Harga dirinya serasa jatuh.

PLAKK!!

Jika pukulan preman jalanan hanya akan meninggalkan rasa sakit pada wajahnya, tamparan dari ayahnya berbeda. Sakitnya sampai ulu hati.

"Apa yang kau lakukan selama ini, hah?!"

Sang ayah sedang berada di puncak amarahnya.

"Kau tidak belajar? Aku membesarkanmu bukan untuk menjadi orang gagal, Soobin!!"

PERFEKSIE - SOOGYU [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang