23 Sukiyaki [24.12.2020]

3.2K 580 100
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Don't forget to give a vote and comment.
Thankyou."

.

KIAMAT bagi mereka yang memutuskan untuk pindah ke rumah ini. Soobin adalah penghuni yang merajai. Pendatang baru patut berlutut di kakinya.

Wajah sang ayah mengeras mendapati kamar yang seharusnya ditempati anak haramnya sudah tertutup rapat oleh palang kayu besar. Sepertinya didapat dari gudang lalu dipaku menyilang menghalangi pintu. Terdapat tulisan 'BUKAN UNTUK ANAK PELACUR' penuh dengan huruf kapital yang ditulis dengan cat kayu berwarna merah.

Barang-barang yang sebelumnya sudah dimaksukkan berceceran lagi di ruang tengah rumah. Barang Kai hanya terdiri dari berpaket-paket personal komputer dan tumpukan playstation dari masa ke masa.

Anak itu pun tidak nampak terkejut dengan perlakuan kakak tirinya yang begitu membencinya. Paling tidak semoga saja sosok mengerikan itu tidak sampai meremukkan gips pada tangannya dan membuat lengannya remuk sekali lagi.

Mempunyai dua kakak tiri seperti mereka sepertinya menyenangkan.

Jika Taehyun berhasil mematahkan lengannya, barangkali Soobin berniat mengincar kakinya.

"Aku bisa tidur di kamar Beomgyu." Kai nampak putus asa. Wanita yang dianggapnya sosok ibu disana mengusak kepalanya pelan.

"Masih banyak kamar, jangan khawatir."

Beomgyu merasa tidak setuju dirinya diusik saat ini. "Benar. Lagipula aku sedang ingin sendiri menghafalkan skrip."

"Beomgyu, tidur yang cukup." Ibunya memperingati. Sadar bahwa akhir-akhir ini wajah anaknya terlihat kacau. Gerak-geriknya juga gelisah. Semakin menjadi pembangkang soal makanan. Mungkin efek stres dari drama pertamanya yang akan segera memulai pengambilan gambar.

"Baik, ibu." Raut wajahnya tidak nampak senang. Bibirnya melengkung cemberut. "Boleh aku makan sedikit cake?"

Mata tajam wanita itu mendelik padanya. "Kita sudah membicarakannya."

"Aku mohon." Beomgyu bukannya memohon pada ibunya. Dia mempunyai senjata baru yang ia gunakan akhir-akhir ini, meminta pembelaan dari ayah tirinya.

"Beli saja. Apa salahnya? Sekali-sekali." Ujar pria itu pada akhirnya.

Beomgyu berani karena berpikir ibunya akan makhlum dan memberi sedikit kelonggaran. Ia sempat kehilangan berat badan. Ini waktunya untuk mengidealkan.

"Minta Soobin untuk mengantar. Percuma saja dia dimarahi. Lebih baik dia tidak dirumah selagi kita membereskan ini-"

"Membereskan apa?" Suara itu datang dari ujung atas tangga. Sisa cat yang mengering di lengan Soobin menjadi bukti bahwa dia pelaku penyegel pintu kamar tersebut. "Tempati saja kamar di belakang."

PERFEKSIE - SOOGYU [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang