37 Sakana Shioyaki [16.01.2021] ENDING PT 2

3.1K 434 210
                                    

Ada perjanjian tidak tertulis diantara mereka. Dalam keadaan apapun, mereka berdua tidak akan terpisahkan. Jika salah satunya memutuskan untuk pergi, maka lainnya harus mengikuti.

Beomgyu benar tentang kota ini. Sulit mempeorleh kebebasan. Itulah kenapa Taehyun akan mengikuti saudara tirinya kemanapun dia akan pergi. Mungkin ungkapan itu tidak tepat lagi menggambarkan hubungan diantara mereka. Karena sebenarnya mereka tidak tau mereka ini apa. Hanya menganggap bahwa kata saudara saja lebih baik digunakan daripada embel-embel tiri.

"Mari pergi ke kota hantu."

"Kau tidak harus ikut, Taehyun."

"Aku akan mengikuti kemana pun kau pergi. Biarpun menuju ke ajal sekalipun."

"Perjalanan ini barangkali termasuk upaya bunuh diri. Kau siap?"

"Bukankah aku selalu siap melakukan apapun jika itu bersamamu? Termasuk berbohong dan menjadikan kakakku kambing hitam."

.

.

⋘ ──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ──── ⋙

.

.

"Aku turut prihatin, bung."

Satu-satunya orang yang mengunjungi Soobin setelah persidangan selesai hanyalah Yeonjun. Ia masih berada di tahanan sementara di pusat kota Geroza. Hanya tinggal menunggu waktu untuk dipindahkan ke penjara di daerah pertambangan yang terkenal sangat kejam.

Vonis sudah dijatuhkan. Soobin tidak bisa melakukan pembelaan apa-apa lagi. Dengan tidak masuk akalnya semua bukti itu mengarah padanya.

Soobin sadar bahwa dirinya bukan hanya melawan seorang wanita bengis dan anaknya disini. Dia melawan pihak yang lebih berpengaruh daripada itu. Ibu tirinya mempunyai backingan sesuatu yang besar yang tidak bisa Soobin duga sebelumnya. Meski hanya menduga itu tidak pernah terpikirkan olehnya.

"Siapa yang melakukannya, Yeonjun?" Rantai yang mengikat kedua tangannya pada meja tidak diberi ruang sama sekali. Karena Soobin selalu mengamuk dengan siapapun yang berbicara dengannya termasuk pengacaranya sendiri.

"I-itu kau." Jawab Yeonjun tergagap. Dia sedang berbicara dengan seorang kriminal yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup saat ini.

"Aku tidak membunuh ayahku." Ucap Soobin setengah menggeram. Dia menahan diri untuk tidak menggebrak meja atau melakukan hal gila lain seperti sebelumnya. Petugas di berbagai sudut mengawasi. "Semua itu rekayasa."

"Tapi apa yang aku lihat di tv, kau memang membunuhnya. Gerak-gerikmu sangat dirimu sekali, pakaian yang kau kenakan malam itu, waktu yang pas, bahkan adikmu Taehyun bersaksi di persidangan saat itu bahwa kau menusuknya, Soobin."

"Anak itu gila. Wanita itu telah mencuci otaknya."

"Jika kau tidak mengingatnya, seharusnya kau dimasukkan ke penjara rumah sakit jiwa bukan penjara normal karena mungkin ada yang tidak beres dengan-"

"Aku tidak melakukannya. Jika kau kesini hanya untuk mengatakan apa yang kau lihat di tv, lebih baik kau pergi."

Yoenjun menghela nafas panjang. Waktu kunjungnya juga tidak banyak, sayang jika harus dihabiskan dengan berdebat. Mereka bukan teman sekelas lagi yang bisa melakukan itu sesuka hati tanpa memikirkan waktu.

Yeonjun melirik ke sekitar sebelum berbicara. "Ayahku berbaik hati menklaim sebagian peninggalan ayahmu untukmu. Sebenarnya itu dibagi dua dengan Taehyun dan sisanya entah bagaimana ibu tirimu mendapatkan bagian paling banyak, 40%. Sedangkan kau dan Taehyun masing-masing hanya 30%. Ayahku menemukan suatu kontrak perjanjian yang rumit. Tapi itu sah dan ibu tirimu memenangkannya. Aku hanya ingin memberitahu ini karena kau akan sangat membutuhkan uang itu di penjara.

PERFEKSIE - SOOGYU [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang