3 Sakizuke [17.06.2020]

6.4K 1.1K 176
                                    

SATU KATA, MELELAHKAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SATU KATA, MELELAHKAN. Lebih lelah dari belajar semalaman karena dikejar deadline ujian. Selama dua jam penuh bermain handphone membuat mata Soobin lelah. Pemuda itu tidak terbiasa dengan gulir sosial media.

Karena suasana gaduh dan tidak tenang, Soobin tidak bisa menunggu sambil belajar dari buku digitalnya. Ujung-ujungnya dia membuka aplikasi yang jarang dibuka. Rasa penasarannya terhadap Beomgyu tiba-tiba datang. Akun sosial media adik tirinya tersebut diikuti lebih dari satu juta orang dengan feeds sangat aesthetic layaknya foto model papan atas.

Tidak sedikit komentar yang memuja pemuda berambut pirang itu. Padahal dia masih bisa dikatakan rookie atau pendatang baru.

Soobin merasa kasihan kepada 1 juta pengikutnya yang dibohongi. Endorse bimbel, aplikasi belajar online, buku pelajaran digital, mereka semua tidak mengetahui fakta bahwa Choi Beomgyu payah di bidang akademis.

Beruntung dia tidak terlahir di keluarga Soobin sejak awal. Ayahnya bisa-bisa mengatur jadwal les penuh tidak membiarkannya bersantai barang sejenak pun.

Terdapat sebuah foto di akun media sosial Beomgyu yang membuat Soobin tertarik. Potret dimana anak itu sedang berada di perpustakaan kota. Menjadi pelopor pentingnya membaca. Dia mengenakan celana pendek yang lumayan tersingkap saat dirinya duduk. Nampak lebam biru pada betisnya. Bukan hanya pada bagian itu. Hal serupa juga terdapat pada perpotongan leher jenjangnya.

Editor mungkin luput dari potret hasil penganiayaan itu. Soobin menyayangkan dari ribuan komentar di postingan itu tidak ada yang menyadari hal tersebut.

"Kak, sudah selesai."

Handphone buru-buru ditutup. Soobin tidak menyadari bahwa Beomgyu menghampirinya. "Ayo pulang."

Hari semakin petang. Di dalam mobil dipenuhi bau fanili dari parfum Beomgyu. Itu bau yang terlalu manis bagi Soobin. Pemuda tinggi itu tidak terbiasa hidup di sekitar artis. Makhlum saja dirinya yang normal bereaksi lain.

"Apa mereka mempermasalahkan baumu?" Tanya Soobin ditengah fokusnya menyetir.

Beomgyu yang duduk di sebelahnya spontan mengalihkan seluruh atensinya pada Soobin. "Bau?" Dia mencium lengan kemejanya sendiri. "Oh. Ibu yang memberikannya. Katanya parfum dapat membantu menguarkan aura yang kuat."

"Aura sebagai artis?"

"He'em. Jadi saat datang orang bisa langsung tau itu aku dan tau bagaimana cara memperlakukanku."

Soobin mengangguk paham. "Memangnya, bagaimana mereka memperlakukanmu?"

"Kak Soobin tadi sudah lihat kan mereka memberlakukanku dengan baik."

Beomgyu sangat periang. Tidak menyadari bagaimana orang-orang itu membicarakannya di belakang. Dirinya diperlakukan baik karena penampilannya. Hidup Beomgyu tertolong oleh wajah dan tubuh sempurnanya.

PERFEKSIE - SOOGYU [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang