12 Jingisukan [04.10.2020]

4.3K 782 179
                                    

-Jangan lupa vote & comment demi kelanjutan work ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Jangan lupa vote & comment demi kelanjutan work ini. Terimakasih.-

Ayo ramaiin komennya~

.

"Jangan mengecewakan. Jangan sampai membuat malu keluarga ini, Soobin."

Perkataan itu terus terngiang di kepala Soobin. Ayahnya benar-benar marah. Marah yang ditahan lebih tepatnya. Karena Soobin tau pria itu tidak akan mengungkapkan sisi aslinya di depan wanita barunya. Tidak disaat mereka baru beberapa minggu menikah.

Coba saja jika pernikahan itu tidak ada. Kepala Soobin pasti sudah dipenuhi memar atau barangkali berdarah karena lemparan benda sekitar.

Sekali lagi Soobin terjebak dalam makan malam memuakkan penuh sandiwara di keluarga ini. Ia semakin merasa bahwa iblis wanita itu semakin bersikap sok manis. Memasakkan mereka makanan padahal pasti dia enggan karena kelelahan setelah perjalanan pulang dari liburan.

Bukan hanya dia. Bahkan adik tirinya menarik masuk ayahnya dalam percakapan hangat. Beomgyu memang ahlinya menarik perhatian orang. Mengabaikan masalahnya dengan Soobin akhir-akhir ini yang semakin rumyan.

Makanan itu rasanya seperti biasa. Soobin tidak terlalu menilainya karena perhatiannya terpusat pada Beomgyu. Was-was apabila terjadi sesuatu yang merisaukan.

"Kalian berdua baik-baik saja kan di rumah?" Sang ayah bertanya.

Entah bagaimana Soobin merasakan lidahnya kelu untuk merespon.

"Kami baik-baik saja, ayah." Beomgyu menjawabnya lebih dulu. Ia menikmati masakan ibunya sambil sesekali meringis karena bibir bawahnya yang robek.

Ibunya menyadari itu dan bertanya dalam diam menggunakan isyarat mata seolah berbunyi 'kenapa?'. Beomgyu menjawabnya dengan gerakan mulut dalam diam yang berkata seperti 'insiden kegigit'.

"Syukurlah." Kata ayahnya. Mata pria itu mendelik pada tanda ungu gelap yang terlihat seperti memar membekas di leher anak tirinya. "Soobin tidak berlaku kasar padamu kan, Beomgyu?"

Beomgyu terkesiap. Namun ia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Mana mungkin kak Soobin melakukannya."

"Ya, mana mungkin. Soobin kan anak baik." Tambah ibunya.

Soobin merasa tidak ada ketulusan dibalik ucapan itu. Seorang ibu pasti mempunyai feeling yang kuat terhadap anaknya.

"Sepertinya kalian bersenang-senang." Lanjut wanita itu. Dia mengatakannya sambil bergerak anggun memakan hidangan di meja. "Banyak kardus pizza di tempat sampah dapur."

Bodohnya Soobin lupa membuangnya. Saat ini Beomgyu menundukkan kepalanya dalam. Genggaman tangannya pada alat makan semakin erat. Soobin tau adik tirinya itu sedang menyembunyikan ketakutannya.

PERFEKSIE - SOOGYU [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang