21 Unagi [10.11.3020]

4.6K 641 182
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Don't forget to give a vote and comment.
Thankyou."

.

BEOMGYU tidak bisa tenang duduk di dalam kelas. Pinggangnya terasa nyeri, pegal. Tulang-tulangnya ngilu seperti diremukkan dari dalam. Ia tidak percaya akan mengalami semua ini.

15 tahun. Itu bukan usia yang cukup untuk menerima serangan nafsu dari kakak tirinya. Semalam dirinya dihajar habis-habisan. Tubuhnya ditindih dari belakang. Kakinya dilebarkan dengan Soobin menyerang dari belakang.

Beomgyu hampir tidak percaya bahwa rambutnya akan dijambak cukup keras. Atau wajahnya yang ditenggelamkan dalam bantal. Kakaknya itu benar-benar kesetanan. Mungkin semalam dia mendengar percakapan tidak mengenakkan orang tua mereka.

"Disini kita akan berbicara tentang mimpi."

Pelajaran sosial ternyata lebih menyenangkan dari sains menurut Beomgyu. Ini adalah mata pelajaran tambahan untuk peminatan. Apa yang dibahas bukanlah sesuatu yang berpatok pada rumus.

"Siapkan selembar kertas. Tulis apa mimpi kalian di masa depan. Tulis saja apapun yang kalian inginkan."

Beomgyu melirik teman sebangkunya sekilas. Gadis yang sebenarnya nampak seperti Soobin, berambisi namun tidak terlalu memperlihatkan ambisinya di kelas. Beomgyu merasa mereka bukanlah teman. Tetapi hanya gadis itu yang mau menjadi teman sebangkunya tidak peduli dirinya model yang menjadi sasaran sirik di sekolah.

Dia menulis 'dokter'.

Beomgyu merasa kecil tidak mempunyai mimpi seperti itu. Andai sejak kecil dia diajarkan tentang ambisi dan mimpi, mungkin dia mempunyai tujuan besar yang sudah dipegang sekarang.

Sekali lagi Beomgyu menajamkan matanya untuk membaca alasan apa yang gadis itu tulis.

'Aku ingin mengurus ayahku yang pecandu.'


Beomgyu tersentak sampai teman sebangkunya itu mengangkat wajah dan menatapnya aneh. "Kau ingin mencontek hanya untuk pertanyaan simpel seperti ini?"

Faktanya memang tidak jarang Beomgyu menyalin jawaban teman sebangkunya. Gadis itu pun tidak keberatan alias tidak peduli.

"Tidak. Lanjutkan."

Beomgyu mencoba menyadarkan dirinya sendiri. Matanya kembali menatap lembar kertas teman sebangkunya dan tulisan disana berubah drastis. Beomgyu menggosok matanya memastikan tidak salah lihat.

Tidak ada coretan maupun jejak penghapus re-type. Tapi tulisan itu berubah.

'Aku akan menjadi engineer, mungkin bekerja di Rig mendapatkan banyak uang lalu bisa mati muda.'

PERFEKSIE - SOOGYU [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang