29 Gyukatsu [17.01.2021]

2.8K 484 172
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Don't forget to give a vote and comment. Thankyou."

.

.

"Kau sekarang tinggal dimana?"

Tentu saja Beomgyu tidak akan memberitahunya. Ia tidak ingin pria itu mengganggu kehidupan ibunya lagi. Sulit menganggapnya sebagai ayah disaat mengingat dulu orang itu sangat menyusahkan.

Tapi seburuk-buruknya ayah dan sebesar apapun kebenciannya, Beomgyu tetap tidak tega hati membiarkannya kelaparan. Meski dulu dia sangat sering menahan rasa lapar karena ayahnya.

Apa yang Beomgyu lakukan hanya merengut diam. Masih kesal dengan sosok pria di hadapannya yang kini sedang menyantap makanan di kedai pinggiran. Makanan murah yang biasa Beomgyu temui di Agzora meskipun begitu dulu dia tidak mampu membelinya.

"Aku mengerti jika kau tidak ingin menjawabnya. Tenang saja, itu hanya basa-basi."

Beomgyu tidak pernah menginginkan pertemuan ini. Niatnya hanya mencari kakaknya yang ternyata telah tinggal nama, malah bertemu dengan mimpi buruknya selama ia hidup di dunia ini.

"Seseorang menawariku pekerjaan. Aku menyimpan kontaknya di handphone yang sudah aku gadaikan."

"Orang waras tidak akan menawarkan seorang pecandu pekerjaan." Ketus Beomgyu. Terlalu hafal dengan ayahnya yang selalu tidak beres dengan masalah pekerjaannya selama ini.

"Kali ini berbeda. Aku hanya butuh uang untuk menembus handphoneku dan menghubunginya. Itu pun jika kau mau meminjamkan sedikit uang-"

"Memangnya pekerjaan seperti apa yang dia tawarkan?"

Ayahnya ini lebih baik masuk rehabilitasi dan lolos dari sana terlebih dahulu sebelum memulai bekerja di manapun. Karena Beomgyu yakin akhir dari semua itu akan sama.

"Bukan pekerjaan sulit, katanya. Dia hanya bilang orang sepertiku tepat karena.. yah kau tau aku tidak memiliki apa-apa lagi. Kau maupun ibumu bukan milikku lagi."

"Kau tidak sadar ditawari pekerjaan yang mengancam nyawa?"

"Aku bisa apa lagi, nak? Bukankah lebih cepat aku mati maka hidupmu akan menjadi lebih mudah?"

Itu benar, Beomgyu tidak mengelak. Tidak jarang ia memikirkan hal itu, sudah lama malahan. Terkadang ia ingin menusuk perut ayahnya dengan pisau saat terlelap tidur. Dengan begitu seluruh penderitaannya selama ini berakhir.

Meskipun kenyataannya setelah lubang lama ditutup tidak menutup kemungkinan untuk muncul lubang baru lagi.

"Bagaimana kabar ibumu?"

PERFEKSIE - SOOGYU [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang