17 Edamame [21.10.2020]

4.7K 730 237
                                    

"Don't forget to give a vote and comment if you enjoy it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Don't forget to give a vote and comment if you enjoy it. Thankyou."

.

SOOBIN merindukan kedekatan mereka. Jalinan hubungan baik yang ia kacaukan. Tapi, bukankah seperti itu kebiasaan manusia? Bisanya hanya merusak, jika dia menyesal baru memperbaiki. Seperti ayahnya,

Soobin merindukan bibir kenyal itu yang baru sembuh dari gigitannya tempo hari yang lalu. Kini ia melakukannya lagi, Melumatnya lebih lembut dari sebelumnya. Beomgyu saja yang membuatnya kasar karena terus bergerak memberontak.

"Soobin, aku mohon-"

Tubuhnya tidak berdaya di bawah Soobin. Beomgyu bukanlah tipe orang yang mampu melawan dalam kekuatan fisik.

"Hentikan sebelum aku berteriak." Adik tirinya itu memberi peringatan.

Ancaman seperti itu tidak berlaku lagi bagi Soobin. Ia meraih dasi sekolah yang secara kebetulan berada di atas nakas dekat ranjang. Mengikatkannya dengan kencang melingkari mulut Beomgyu hingga tengkuk belakang.

Soobin tidak pernah mempelajari ini sebelumnya. Ia hanya mengikuti naluri.

Mulut mulai menjamah ke setiap bagian kulit yang menguarkan bau harum menenangkan. Lembut disetiap bagian ketika digigit kemudian dihisap. Perpotongan lehernya menjadi bagian terbaik bagi Soobin mulai sekarang.

Soobin menginginkan lebih, Ia tetap manahan tangan Beomgyu selagi menelanjanginya. Suara protesan tertahan terdengar nyaring. Mungkin Beomgyu sedang memakinya saat ini.

Tapi Soobin tetap tidak peduli. Ia telah memutuskan.

Tangan besarnya mengusap helaian pirang yang menutupi dahi Beomgyu. Mereka saling menatap dalam diam. Soobin dengan tatapan sendunya dan Beomgyu dengan tatapan mencelanya.

Soobin mengecup ujung hidung yang memerah itu sekilas seraya tersenyum. "Bukankah aku sama seperti ayahku?"

Beomgyu sepertinya menyesali pernah berkata demikian sekarang.

"Kau yang bilang, Beomgyu. Aku akan membuktikan ucapanmu."

Manusia itu dilahirkan dengan naluri. Meski pertama kali melakukan suatu hal, mereka dapat dengan mudah bertindak bahkan sampai melebihi batas karena mengikuti nalurinya.

Nafsu itu jangan sampai dituruti. Akan sangat berbahaya jika kau mengikutinya.

"Aku dengar saat pertama kali ini akan sangat menyakitkan."

Ucapannya semakin membuat panik Beomgyu. Mereka tidak mempunyai sesuatu untuk penetrasi. Soobin mengandalkan naluri untuk menggunakan ludahnya.

Jari-jarinya mulai masuk. Membiasakan keberadaan sesuatu yang asing dalam tubuh adik tirinya. Beomgyu tentu belum pernah melakukan ini. Ketara sekali dari reaksinya yang merasa tidak nyaman.

PERFEKSIE - SOOGYU [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang