Tiga alasan

291 48 3
                                    

Yeji baru saja keluar dari ruang konsultasi BK. Hari ini adalah jadwalnya untuk konsultasi kuliah. Setelah keluar dari ruang BK dia berjalan penuh bahagia menuju kelasnya.

Karena jadwal konsultasi saat jam istirahat jadi masih banyak anak-anak yang berada di luar kelas. Yeji berjalan masuk ke kelasnya yang memang hanya ada beberapa anak. Wajah Yeji menjadi lebih sumringah setelah melihat sahabatnya yang sedang duduk sambil membaca buku

"Hai cimi ciwikuuu" kata Yeji yang berlari ke arah Lia dan memeluknya

"Ih apaaan sih, lepasin ah. Kenapa hepi banget lo?" Tanya Lia

Yeji mengeluarkan kertas dari saku rok seragamnya dengan semangat "jajaaaaaaa...."

Lia mengambil kertas tersebut yang ternyata adalah brosur kampus fashion di Perancis yang Yeji ingin sekali kuliah kesana

"Gue habis konsul dan pak Seungkwan bilang nilai gue bisa buat daftar kesana. Gue tinggal belajar buat tes ama wawancara" kata Yeji bersemangat

Lia jadi ikut bahagia melihat sahabatnya yang senang seperti itu. Meski dalam hati Lia, dia ingin terus bersama-sama dengan Yeji tapi jika itu impian Yeji, Lia harus mendukungnya.

"Semangat ya Yeji, gue yakin lo pasti bisa" kata Lia sambil memberikan semangat pada Yeji

"Lo sendiri kapan jadwal konsultasi?" Tanya Yeji

"Uhm... seminggu lagi"

"Udah tau bakal kuliah dimana?"

"Udah, sekampus ama abang-abang gue"

Yeji manggut-manggut doang kemudian dia kembali fokus menatap brosur kampus tersebut dengan wajah sumringah.

"Yeji..." panggil Lia

"Uhmm?" Yeji jadi menoleh lagi ke Lia

"Jadi lo beneran mau kuliah ke paris? Terus gimana sama mama papa lo?"

Yeji membalikkan badannya penuh menghadap Lia, pertanyaan dari Lia yang sebenarnya juga Yeji membuatnya sendiri masih bingung.

"Gue emang pengin banget kuliah disana tapi akhir-akhir ini gue ngerasa bakal sulit. Jadi gue berusaha meyakinkan diri gue sendiri. Waktu konsul tadi Pak Seungkwan kasih banyak saran dan gue jadi semangat lagi. Kalau soal mama papa mereka dukung gue banget"

"Tapi..."

Lia mengangkat alisnya, tapi kenapa? Apa Yeji masih ada keraguan di hatinya?

"Tapi gue gak bisa terlalu berharap, kalau misal ada hal yang menahan gue untuk gak pergi ke Paris gue bisa aja ngelepasin semuanya"

"Menahan gimana contohnya?"

"Ya pokoknya ada alasannya kenapa gue gak bisa ke Paris dan lebih memilih tetap disini"

Mendadak Lia memeluk sahabatnya itu dari samping. Lia memeluk erat Yeji dan berkata dengan nada semanja mungkin

"Kalau gitu biar gue jadi alasan biar lo tetep disini. Yeji... lo mau kan tetep disini ama gue. Gue gak maksa lo tapi gue berusaha aja biar lo terus deket ama gue" kata Lia sambil manja-manjaan

Yeji tersenyum mendengarnya, dari dalam hatinya dia selalu berpikir jika semua orang mendukungnya dia bahagia. Tapi dia merasa lebih bahagia saat seseorang menahannya seperti ini. Dia bahagia karena seperti merasa dia berarti untuk orang lain.

"Gak usah dempet-dempet bisa gak sih, lo serius pengin gue tetep disini?" kata Yeji sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Lia

"Iyalah, lo sahabat gue dari kecil. Gue sayang ama lo tapi kalo lo mau ke Paris gue bakal dukung lo meski gue sedih bakal jarang ketemu lo"

FAMILY ENAM HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang