Pagi (2)

1.2K 119 25
                                    

🐶

Seulgi berjalan menuju dapur sambil mengikat rambutnya. Hari ini dia akan memasak sarapan nasi goreng untuk keluarganya. Karena masih pukul 05.00 belum ada anggota keluarganya yang bangun.

Seulgi Mungkin tak sepandai Wendy untuk urusan memasak. Tapi setidaknya dia belajar bagaimana memasak yang benar dan sesuai dengan selera keluarganya.

Dia mengucek matanya, masih setengah sadar turun ke kamar mandi untuk membasuh mukanya. Selesai membasuh muka dia berjalan ke arah dapur.

Dari dapur dia melihat seseorang berambut panjang sedang berdiri dibalkon rumah. Seulgi sebenarnya takut jangan-jangan itu bukan manusia. Tapi rasa penasaran Seulgi semakin besar. Dia mencoba mendekat ke arah perempuan itu. Dan terkejutlah dia bahwa yang berdiri disana adalah Yeji.

Seulgi tidak tau apa yang Yeji lakukan disana. Dia mencoba mendekat ke arah putrinya itu.

"Sayaaang, kamu ngapain disitu?"

Yeji menoleh ke arah mamanya, dia terkejut karena menemukan mamanya disini. Yeji kemudian tersenyum kepada mamanya

"Gak papa kok maa.. lagi pengin hirup udara pagi"

Seulgi tak semerta-merta percaya. Yeji punya alergi dingin, jadi jika dia berdiri disini mungkin dia sedang memikirkan sesuatu. Seulgi tak mau memaksa Yeji untuk cerita. Dia tau diantara semua anaknya, hanya Yeji yang jarang bercerita padanya.

"Beneran?"

"Iyaaa maaa.. "

"Yaudah kamu masuk yaa, jangan di luar. Kamu kan alergi dingin"

Yeji mengangguk dan masuk ke dalam rumah setelahnya dia masuk ke kamar. Seulgi bisa melihat wajah putrinya itu sedang bersedih. Naluri ibu tak bisa dibohongi, Seulgi yakin Yeji sedang tidak baik-baik saja. Tapi Seulgi takut, takut Yeji tak nyaman saat Seulgi menanyakannya.

Suara penggorengan memenuhi isi rumah. Mama cantik yang sedang memasak nasi goreng itu terlihat cantik dengan rambut dicepol ke atas menunjukkan lehernya.

Sepasang tangan melingkar diperutnya. bagian belakang lehernya terasa geli karena ada yang menciuminya.

"Masak apa sayaaang?" Yap.. siapa lagi yang akan menggreyanginya pagi begini kalau bukan suaminya. Tuan Kang Brian.

"Nasi goreng... jangan cium-cium geli tau" Seulgi risih, bagaimana jika anak-anak melihatnya.

"Ya kan pengin melukin istri apa salahnya"

"Nanti dilihatin anak-anak loh"

"Bodo amat" Suaminya masih Terus menciumi tengkuk lehernya. Seulgi hanya bisa nurut, inilah rutinitas yang akan dilakukan suaminya tiap pagi.

"Astagfirullah, mata aku Pagi-pagi lihat dosaa.. " Suara anak laki-lakinya membuyarkan kemesraan mereka pagi ini. Entah kenapa setiap ada pasangan suami istri yang sedang berbagi moment kemesraan selalu ada anak laki-laki yang mengganggunya.

Brian berdecak kesal, rutinitas pagi melukin istri diganggu oleh kehadiran Han, anak pertamanya.

"Kamu yang dosa, papa mah pahala" Iya deh yang halal semua dibikin pahala.

"Iyee yee.. yang suami istri. Lagian mama lagi masak digangguin mulu" Han kesal papanya ini setipe dengan om Jaehyung yang sama-sama bucin kelas kakap. Tidak ada yang suka pamer kemesraan sana sini kecuali ayahnya dan om Jaehyung. Calon papa mertuanya. *Eh ngareep hehe

FAMILY ENAM HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang