yang sebenarnya

348 54 4
                                    

Hari ini Wendy sedang bersantai, setelah pagi ini dia menyiapkan sarapan dan membantu keluarganya untuk bersiap hingga semua anaknya pergi sekolah dan suaminya berangkat kerja. Wendy akhirnya memiliki waktu luang, menjadi ibu rumah tangga kesibukannya akan berkurang saat anggota keluarganya sudah meninggalkan rumah. Hari ini dia juga tidak ada kerjaan berat, cuci baju dan cuci piring sudah dia kerjakan.Sebenarnya dia ingin berkebun tapi suaminya melarangnya karena ingin berkebun bersama di akhir pekan

Wendy sedang berada di dapur membuat secangkir teh vanilla yang dia dapatkan dari mertuanya yang baru pulang dari Jerman. Dia berjalan menuju sofa ruang tamu dan duduk disana. sambil menyeruput tehnya dia memandangi foto keluarganya. Dia tersenyum melihat wajah tampan suaminya dan senyum bahagia anak-anaknya. Di dunia ini tidak ada yang begitu dia cintai selain keluarganya, setiap hari dia berterima kasih pada Tuhan karena telah memberikan suami dan anak-anak yang begitu menyayanginya.

TING TONG!!!

Lamunan Wendy terhenti karena suara bel pintu berbunyi, dengan cekatan dia segera berjalan ke pintu dan membukanya. Betapa terkejutnya dia setelah dia membuka pintu, penampakan seorang perempuan cantik tersenyum manis berdiri di depan Wendy.

Entah mengapa kehadiran perempuan ini membuat Wendy gelisah, hatinya menjadi tak karuhan melihat perempuan yang kini tersenyum dan menyapanya.

"Hai Wen.. " sapa perempuan itu sambil memeluk Wendy

"Oh kak Tif.. ayoo masuk" Wendy mempersilahkan perempuan itu masuk

Setelah menyiapkan teh untuk tamunya, Wendy duduk di sebelahnya sambil terus menatapnya yang sedang meminum teh dari cangkirnya. Perempuan itu masih sama. Cantik, lembut dan elegan seperti biasanya. Wendy tersenyum melihatnya meski ada sedikit kegelisahan terlihat di wajahnya

"Gimana kabar kamu Wen? kabar keluarga kamu?" tanya perempuan tadi

"aku dan keluarga aku baik-baik aja kak, kita bahagia. kak Tif sendiri gimana kabarnya? kok gak kabar-kabar balik dari Amerika?"

"Kabar aku baik Wen, aku lagi kangen rumah jadi aku pulang"

Wendy hanya membalasnya dengan senyuman, kemudian dia ikutan berdiri karena perempuan yang dia panggil kak Tif itu berdiri dan menatap foto keluarganya. Lagi-lagi perasaan cemas menghampirinya, kegelisahan tengah mendominasi dirinya

"Jae masih sama ya Wen, tetep senyum bahagia kalau dia disamping kamu"

"Iya namanya suami istri kak"

"Gak salah kan dulu aku nasehatin kamu supaya kamu mau terima cintanya dia kan?" katanya sambil tersenyum lebar dan Wendy juga tersenyum

"Iyaa.."

"Ini Jisung yaa? wah udah gede yaa.. doplengan Jae banget" Wendy tak menjawab, dia berusaha menata hatinya. dia hanya berharap apa yang dia pikirkan tidak pernah terjadi

"Dia udah besar yaa? cantik.." kata perempuan itu, wajahnya berubah sendu saat menatap foto gadis remaja yang berdiri di sebelah Jisung. Matanya memancarkan kerinduan, senyumnya tak bisa berhenti tatkala menatap foto itu

"Wen.. ada yang mau aku omongin sama kamu"

Wendy menghela napas panjang, apa yang perempuan itu katakan pada Wendy? ketakutannya semakin memuncak, dia benar-benar takut saat ini. Ya Tuhan semoga hal itu tidak pernah terjadi doanya.


Malam harinya semua keluarga berkumpul untuk makan malam bersama. Wendy telah menyiapkan makan malam, semua makanan telah tersaji di meja. Kemudian satu persatu keluarganya turun menuju ruang makan.

FAMILY ENAM HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang