Yeji tengah duduk bersama Han dan Ryujin di sebuah ruang tunggu. Ketiga bersaudara itu sibuk sendiri. Han dengan wajah cemasnya, Yeji yang terdiam dengan mata bengkak dan Ryujin yang menangis tersedu-sedu.
Mereka sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit. Sejak tadi mereka menunggu mamanya yang sedang berada di dalam ruangan.
teringat kembali kala Yeji menangis histeris kepada mamanya kalau dia tau mamanya sedang sakit dan berkata kalau dia tidak akan pergi kuliah ke Paris. Malam itu dimana seluruh keluarganya shock dihadapkan suatu kenyataan kalau mama mereka sedang sakit kanker mamae stadium satu.
Semua shock terutama Brian, bagaimana tidak hancur hatinya jika perempuan yang begitu dia cintai ternyata kini sedang terbaring lemah di rumah sakit. Brian duduk di sebelah bed Seulgi sambil terus memegangi tangan istrinya.
Setelah Yeji menangis dan mengamuk, tiba-tiba saja Seulgi pingsan. Tentu saja semua keluarganya langsung kalang kabut. Sungguh hati Brian sangat hancur jika mengingat istrinya yang menahan sakit selama ini.
Tanpa sadar air mata Han menetes pelan, dia segera mengusap air matanya dengan lengannya. Berusaha menjadi kakak yang kuat untuk adik-adiknya. Dia tidak tau, apa karena dia terlalu sibuk dengan ospek di kampus dia jadi tidak cukup memberikan perhatian pada keluarganya. Sebagai kakak dan anak tertua, Han merasa seperti kurang mengerti keadaan keluarganya.
"Yeji..." panggil Han pelan
Tak hanya Yeji yang menoleh, Ryujin juga menoleh ke arah kakaknya.
"Sejak kapan lo tau mama sakit?"
Yeji terdiam. Dia bingung ingin berkata apa. Yang jelas saat ini Yeji terlalu takut untuk berucap, memang ini salahnya karena membentak mamanya sampai membuat mamanya pingsan seperti ini
"Abang tanya dijawab!" kata Han lagi
Yeji menghela napas panjang, dia mengatur jarak dengan abangnya itu. Ryujin juga ingin tau jawaban Yeji jadi dia mendekat ke arah Yeji.
"Yeji tau dari Lia, waktu Lia periksa ke rumah sakit dia lihat mama di rumah sakit juga"
"Terus?"
"Yeji juga pernah angkat telpon punya mama dan telponnya dari rumah sakit. Di telpon bilang hasil biopsi mama keluar"
"Yeji takut bang, Yeji takut ada apa-apa sama mama. Tapi Yeji sendiri gatau mama sakit apa"
"Terus kenapa kamu diem aja? Kenapa kamu gak cerita sama kita? Emangnya kita bukan keluarga?"
"Yeji tau bang Yeji salah, Yeji ga bisa apa-apa kalau mama ga mau cerita"
"terus lo mau nunggu sampai mama sekarang di rumah sakit kayak gini?"
Nada Han meninggi, Yeji yang takut dengan Han, menangis karenanya. Han sampai pake lo gue ke Yeji
"Abang jangan dimarahin kak Yejinya, udah kak jangan nangis" kata Ryujin berusaha menenangkan Yeji
"Lo sama mama sama aja Yeji, lo berdua terlalu egois mau nyimpen luka buat diri kalian sendiri. Apa papa, abang dan Ryujin bukan keluarga buat lo? Kita gak berhak tau gitu?"
"Bukan gitu bang" yeji makin menangis keras
"Gue ga paham ama lo dan mama, kenapa sulit banget buat kalian terbuka ke kita. Kita itu keluarga Yeji!"
"Mulai sekarang apapun yang terjadi lo harus terbuka sama abang. Gue ga mau tau, kalau hal ini masih kejadian lagi. Mungkin lo ga pernah anggep gue jadi abang"
"Hiks.. nggak gitu bang, maafin Yeji"
Di sela tangisan Yeji, Brian keluar dari ruangan dan melihat suasana yang tidak nyaman. Sepertinya anak-anaknya sedang bertengkar. Brian ingin memarahi mereka tapi melihat sedang berada di rumah sakit dan istrinya sedang sakit dia memilih mengurungkan niatnya
"Mama sudah sadar, kalian boleh masuk. Jangan bikin mama sedih kalian gak boleh berantem"
Han, Yeji dan Ryujin segera masuk ke dalam ruangan. Betapa sedihnya mereka ketika melihat mama yang begitu mereka sayangi tengah terbaring lemah. Han segera duduk di sebelah mamanya, Yeji terdiam menatap dengan tatapan bersalah dan Ryujin menangis sesenggukan
"Mama gapapa kan? Sakit yaa ma?" Tanya Ryujin sambil menangis
"Mama jangan banyak gerak yaa, istirahat aja. Ada Han yang jagain mama"
Seulgi tersenyum ketika menatap kedua anaknya. Sampai dia terhenti menatap putrinya Yeji. Dia bisa melihat ada kesedihan dan kekhawatiran di mata Yeji. Seulgi kembali tersenyum pada Yeji dan membuat Yeji menangis sesenggukan
"Kok nangis sih anak perawan mama" kata seulgi dengan nada lemah
"Maafin Yeji maa..."
Yeji berlari ke arah Seulgi dan memeluk Seulgi. Dia tak dapat lagi membendung air matanya. Yeji akui dia memang salah dan tidak seharusnya dia membentak mamanya tapi dia tidak tau harus berbuat apa dia hanya khawatir dengan keadaannya mamanya waktu itu
"Udah udah jangan nangis" kata Seulgi sambil mengelus kepala Yeji
"Papa... ini anaknya pada nangis semua kenapa ini?" Kata Seulgi pada Brian yang dari tadi berdiri menatap mereka
Brian berjalan mendekat ke arah mereka. Dari matanya terlihat sekali kalau ada kesedihan di matanya.
"Ya kamu sakit sih sayang, makanya mereka nangis"
"Jangan nangis kalian, ini mama baik-baik aja kok beneran deh"
Brian berdiri menghadap Han dan memegang pundak Han
"Han.. papa mau bicara sama kamu dan semua yang ada disini"
Wajah Brian berubah serius. Ketiga anaknya itu jadi fokus menatap Papanya dan berpikir apa yang akan disampaikan papanya pada Mereka
"Han... papa titip adik-adik kamu"
Tidak hanya Han, Yeji dan Ryujin juga bingung dengan perkataan papanya. Kenapa papanya berkata seperti itu?
"Kenapa pa? Papa mau kemana?" Tanya Han
"Papa titip kamu jagain Yeji sama Ryujin selama mama sama papa gaada yaa"
"Sebentar.. papa sama mama mau kemana? Bukannya mama lagi sakit kenapa mau pergi?"
"Mau pergi kemana? Ryujin ikut papa mama" rengek Ryujin
"Sayaang... kamu harus disini nemenin abang sama kakak kamu. Bentar lagi kan kamu ada ujian, kamu juga udah kelas tiga"
"Tapi papa sama mama mau kemana?" Ganti Yeji yang tanya
"Pa.. jangan bikin Han bingung. Papa sama mama mau kemana? Jangan buat Han takut"
Brian menggenggam tangan Seulgi dan tersenyum ke arahnya. Kemudian dia menoleh ke arah anak-anaknya dan berkata
"Papa mau nemenin mama berobat ke luar negeri"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY ENAM HARI
FanfictionGimana yaa kalau member day6 punya keluarga? memperkenalkan lima keluarga yang tinggal satu kompleks dan hidup bertetangga. 1. KELUARGA JAE Papa Jae, mama Wendy Kakak Jisung dan adek Lami 2. KELUARGA BRIAN Papa Brian, mama Seulgi si sulung abang H...