Air mata (1)

752 81 10
                                    

🐥

Pagi hari, Jisung membuka matanya. Alarm hapenya berbunyi, seperti biasa dia akan sekolah pagi ini. Dia segera bergegas mengambil handuknya dan pergi menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi, dia mencari seragam yang mamanya simpan di lemarinya. Dia telah menemukan seragam, dasi dan topinya. Tapi lagi-lagi dia tak dapat menemukan kaos kakinya. Jisung heran pada dirinya kenapa dia selalu lupa dimana mamanya meletakkan kaos kakinya.

"MAMM...." Suaranya terhenti, 

Dia baru ingat mamanya kemarin terluka karena minyak panas. Jisung tak jadi memanggil mamanya karena dia khawatir mungkin mamanya akan kesusahan membantunya mencari kaos kaki. Jisung segera mencari kaos kakinya 

"Kakak.. lagi cari apa?" Tanya mamanya yang kini sudah ada di ambang pintu kamarnya

Jisung terkejut melihat mamanya yang berdiri disana, dia segera menghampiri mamanya dan membantu mamanya 

"Mama kok disini? mama kan lagi sakit" Kata Jisung

Wendy tersenyum ke arah putra kesayangannya itu dan mengelus kepalanya "Mama kan cuma kenak minyak panas kemarin, ini udah mendingan kok"

"Harusnya mama istirahat aja" 

"Mama gak papa kok kak, kakak cari apa dari tadi?"

"Kakak nyari kaos kaki, tapi aku bisa cari sendiri kok ma" Kata Jisung, dia hanya tidak ingin merepotkan mamanya.

"Kakak kenapa mesti lupa sih tempat mama nyimpen kaos kaki? Kaos kakinya ada di lemari bawah" Wendy berniat berjalan mengambil kaos kaki Jisung di lemari namun ditahan oleh Jisung.

"Eh mama duduk aja, kakak aja yang ambil" Wendy menurut dan membiarkan Jisung mengambil kaos kakinya. 

Jisung duduk di kursi belajarnya dan memasang kaos kakinya. Wendy menatap putranya yang kini sudah besar dan bisa mengurus semuanya sendiri. Dalam hati dia merasa bahagia karena putranya telah tumbuh menjadi anak yang baik tapi dia sedih jika suatu hari anaknya harus pergi dan hidup bersama keluarganya sendiri. Mungkin Wendy berpikir terlalu jauh tapi inilah yang dirasakannya saat ini. Menjadi ibu dari Park Jisung dan Park Lami.

Tanpa sadar air matanya menetes, kenapa dia bisa menjadi melankolis seperti ini hanya karena anaknya yang kini sudah bisa mengerjakan semuanya sendiri tanpa bantuannya.

"Eh.. mama kok nangis? Kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Jisung, dia panik karena mamanya menangis 

Wendy menggeleng dan mencoba menghapus air matanya, kemudian dia menyentuh bahu putranya dan berkata "Mama gak mau kamu cepet gede". Wendy menangis lagi sesenggukan

Jae yang tanpa sengaja melewati kamar Jisung, melihat istrinya yang sedang menangis buru-buru masuk ke kamar Jisung

"Sayaaang.. kamu kenapa?" Tanya Jae pada istrinya

Jae menatap wajah istrinya yang kini sedang menyeka air matanya. Dia mengelus kepala istrinya dan menoleh ke arah anak laki-lakinya

"Ini mama kenapa nangis kak?" Tanya Jae

"Jisung gak tau pa, mama tiba-tiba nangis" Jawab Jisung

Jae kembali memfokuskan dirinya pada istrinya "Hey, kamu kenapa nangis sayang? kamu nangisin siapa?" 

Wendy berhamburan memeluk suaminya dan menangis semakin kencang "Anak kitaa.." kata Wendy.

"Kakak ini mama nangisin kamu kenapa? kamu apain sayangnya papa?" 

FAMILY ENAM HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang