Kegagalan

402 54 13
                                    

Sore hari.. 
kala semua anak bebek yang mengekori induknya untuk pulang ke kandang
seperti para pekerja yang bersiap pulang dari kantor
sama halnya dengan anak-anak yang kembali pulang ke rumah setelah menghabiskan waktunya di sekolah.

Seorang anak laki-laki tengah merenung di depan danau komplek perumahan, menatap hamparan air yang terpantul cahaya jingga dari matahari yang akan terbenam. Laki-laki itu mendesah pelan, kembali dia menatap sebuah buku yang dia pegang dari tadi. 

Dahinya mengkerut, wajahnya terlukis jika dia sedang gelisah.

Han tengah menatap rapor miliknya, dia menghela napas panjang ketika dia melihat nilai-nilai ipanya. Dia menyesali karena tak pernah serius belajar dan penyesalan selalu saja datang terakhir tentu saja Han tidak bisa mengembalikan nilainya.

Dari jauh seorang papa yang baru saja pulang dan hendak menutup pintu gerbang rumahnya terhenti saat melihat anak laki-laki tetangganya sedang melamun di depan danau sambil masih memakai seragamnya. Ini kenapa anak orang ngendon di depan danau? mana belum ganti baju lagi..

"HAN.." Panggilnya

Han menoleh ke arah suara dan melihat seorang bapak-bapak sedang berjalan ke arahnya sambil membawa tas kerja dan jasnya.

"Eh.. calon mertua hehe" Kata Han asal ceplos

"Siapa calon mertua kamu? Om? Dih kayak Lami mau aja sama kamu" 

"HEHE.." Han tertawa tapi sedetik kemudian dia berubah kembali lesu

Jae yang melihat anak Brian yang sepertinya sedang sedih itu, memilih duduk di sebelahnya menemani Han

"Kenapa?" Tanya Jae

"Gapapa om" Jawab Han singkat

"Kayak anak perawan aja kamu Han. Lakik kalau ada masalah diomongin jangan dipendem. Emangnya kamu cewek yang ditanyain masalahnya apa jawabnya mesti gapapa"

"Emang semua cewek gitu om? tante Wendy juga?" Tanya Han 

"kalau tante Wendy gak usah cerita om udah tau masalahnya apa. Om mah pasti tau apa aja tentang tante Wendy" Kata Jae bangga

"Emang om Jaehyung bucinnya beda. Kelas kakap" 

Jae melirik sekilas buku yang sedang dipegang Han, ternyata yang dibawa Han adalah rapor. Kini Jae paham apa yang terjadi pada Han.

"Kenapa? Nilai kamu bikin pusing?" Tanya Jae to the point. 

Han menatap om disebelahnya ini, kenapa om Jae bisa tau? Ah iyaa.. dia kan sedang memegang rapornya. Han berbalik menatap kembali danau dan berkata pada Jae

"Om... gagal itu sakit gak sih om?"

"tergantung"

"Tergantung apanya?"

"tergantung kamu nanggapinya gimana. Kalau kamu anggap kesalahan ya bakalan sakit tapi kalau kamu nganggepnya biasa ya gak bakalan sakit"

"Emang kita bisa om nganggep kegagalan itu hal biasa?"

"Ya bisa.. tapi buat orang-orang yang hatinya lapang. bisa tapi susah"

"Iya sih" kata Han menunduk

"Susah bukan berarti gak bisa Han.." tambah Jae

Jae menatap Han yang kini menoleh ke arahnya dengan wajah bingung

"Han kalau kamu gagal sekali, ada orang yang berkali-kali gagal lebih dari kamu. Gagal memang sakit awalnya tapi kalau dipaksakan menjadi biasa kamu jadi terbiasa sendiri"

FAMILY ENAM HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang