Menghindar

307 49 4
                                    

Sudah dua hari Jisung pulang ke rumah setelah tiga hari menginap di rumah sakit. Mengingat kembali kejadian dimana Jisung sampai lari hujan-hujanan mencari keberadaan Lami yang hilang sepulang dari rumah Goeun.

Di saat kebingungan Jisung ditambah hujan memaksa badannya yang memang sejak awal sedang tidak enak badan membuatnya pingsan setelah berhasil menemukan Lami.

Wendy tengah duduk di ruang tamu bengong seorang diri. Dia teringat kala putrinya yang duduk menekuk lututnya karena melihat kakaknya sedang terbaring di rumah sakit. Tidak ada kata yang keluar dari mulut Lami selain takut dan meminta maaf. 

Entah semenjak hari itu atau kapan yang jelas Lami jadi lebih banyak diam di kamar. Dia selalu tak banyak bicara tiap kali diajak mengobrol keluarga yang lain.  Wendy bisa membaca gerak geriknya. Ada yang berbeda pada anak gadisnya tapi apa alasan dibalik itu

Jisung sendiri juga merasa Lami jadi semakin menjauhinya. Dia melihat Lami yang sengaja menghindar dan tak manja seperti biasanya padanya. Sejujurnya itu membuat Jisung tak nyaman, dia sudah berusaha menjauhkan Lami dari tante Tiffany tapi kalau Lami menjauh darinya yang ada rasa khawatirnya semakin menjadi. Demi apapun Jisung bersumpah tidak ada siapapun yang boleh membawa Lami pergi dari rumahnya.

Tak jauh beda dengan Lami, akhir-akhir ini ada yang mengganggu dirinya. Menganggu pikirannya. Salah satunya adalah alasan kenapa kakaknya menjadi sangat protektif padanya. Dia bahkan mencari Lami sambil hujan-hujanan dan pingsan di depan Lami. Siapa yang tidak terkejut jika kakaknya pingsan di depannya karena mencarinya kemana-mana.

Hal itu membuat Lami jadi merasa bersalah pada Jisung. Dia takut terjadi sesuatu pada kakaknya dan itu semua karena dirinya. Bagaimana bisa seorang adik membuat kakaknya khawatir dan mencari-cari keberadaannya disaat dia sakit. Lami benar-benar tak berani berhadapan dengan jisung.

Ddrrt... ddrrt...

Suara getar ponselnya menyadarkan Lami dari lamunannya. Dia membaca pesan yang baru saja masuk ke ponselnya.

Lami menghela napas panjang kemudian turun ke bawah.

Lami melihat mamanya yang tengah duduk termenung. Ya Tuhan kenapa rasanya mamanya seperti banyak pikiran dan sedih. Lami tak kuasa melihat mamanya seperti itu.

Kenapa Lami merasa kalau dia akan terasa semakin jauh dengan mamanya?

"Mama.." panggil Lami

Wendy menoleh ke arah Lami dan tersenyum. Putri yang sedang dia pikirkan kini muncul di hadapannya.

"Kenapa sayaang?"

"Mau ngobrol berdua di halaman belakang gak?"

Wendy mengerutkan alisnya kenapa tiba-tiba Lami mengajaknya berbicara berdua dengan dirinya. Wendy mengangguk dan mengikuti Lami menuju halaman belakang.

"Lami mau ngomong apa sama mama?"

Bukannya menjawab pertanyaan mamanya Lami malah memeluk erat Wendy.

"Hei ada apa adek? Kenapa melukin mama?"

Lami masih tak ingin melepaskan pelukannya

"Ma... Lami sayang sama mama, sayang kakak sayang papa"

"Eh? Kenapa tiba-tiba ngomong begitu?"

Lami melepaskan pelukannya dan duduk di sebelah Wendy sambil mengelus tangan mamanya.

"Lami sayang kalian semua bahkan kalau Lami gak bareng kalian lagi"

Wendy terkejut mendengarnya. Lami berkata seolah dia akan meninggalkan dirinya. Bayang-bayang ketakutannya ditinggal Lami semakin menghantuinya.

FAMILY ENAM HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang