Best Ayah (2)

598 78 2
                                    

Petang hari seperti ini, seorang anak laki-laki sedang duduk di kursi panjang belakang rumah. Tatapannya fokus melihat tanaman bunga-bunga cantik yang disinari lampu halaman belakang yang bundanya rawat tiap sore.

Jeno sedang memikirkan sesuatu, Dari tadi dia masih diam di tempat dan tak berniat pindah. Kejadian waktu kakek dan neneknya datang kala itu masih membekas diingatannya. Dimana abangnya itu marah besar pada kakek dan neneknya dan kenyataan bahwa mereka ingin memisahkan Ayah dan bundanya.

Jeno jadi marah jika mengingatnya, selama ini neneknya menunjukkan betapa dia sangat menyayangi Jeno tapi tanpa Jeno tau neneknya lah yang menginginkan bundanya untuk meninggalkan mereka

"Kamu ngapain disitu Jen?" Tanya Seseorang

Jeno menoleh ke arah sumber suara dan melihat abangnya tengah berdiri di belakangnya. Abangnya itu mendekat dan duduk disebelahnya

"Mikiran apaa?" Tanya Abangnya

Jeno masih saja diam, dia ragu bertanya pada abangnya. Haruskah dia diam saja dan menganggap hal ini tidak pernah terjadi.

"hmmmm.. " Kata Jeno yang masih ragu

"Masalah kakek nenek kemarin?" Kata abangnya

Jeno mengangguk dan mendekat ke arah abangnya. Dia ingin tau cerita detailnya dari mulut abangnya langsung.

"Yang kamu denger kemarin itu bener. Aada alasan kenapa abang marah sama kakek nenek"

"Iya, aku kenal abang. Gak mungkin abang marah dan kurang ajar sama orang kalo gak ada penyebabnya"

Jungkook tersenyum, respon adeknya itu seperti perkiraannya. Jeno memang lebih dewasa darinya dan menyikapi setiap permasalahan dengan tenang

"Abang gak bisa ceritain detailnya. Yang jelas, kakek sama nenek emang pernh misahin ayah sama bunda"

"Kenapa mereka tega sih bang?"

"Abang gak tau, mungkin mereka pikir bunda gak bahagia sama kita. Apalagi bunda waktu hamil Lia sering sakit-sakitan terus Lia juga sakit"

"Itu kenapa mereka gak suka sama Lia ya bang?"

"Mungkin aja, abang kadang heran kenapa mereka bisa sayang banget sama bunda tapi mereka gak sayang sama Lia. Padahal Bunda sayang banget sama Lia. Lia kan juga cucu mereka"

"Mungkin kalau aku gak mergokin abang kemarin, aku juga bakal gak tau"

"Maafin abang ya, abang gak cerita sama kamu"

"Iya aku ngerti bang"

Lagi, Jungkook merasa takjub dengan sikap adiknya itu. Dia tidak marah dan menuntut Jungkook untuk menceritakan semuanya. Dia memaklumi ada yang harus diceritakan ada yang tidak bisa diceritakan.

"Aku jadi ragu bang, yang mau ambil beasiswanya" Kata Jeno menunduk

"Eh kenapa ragu? kamu harus ambil kesempatan ini Jen. jangan kamu sia-siakan"

"Tapi bang, tiap ngeliat bunda sama Lia aku jadi sedih"

"Masih ada aku sama ayah yang akan jagain mereka. Kamu harus wujudin mimpi kamu jadi dokter, emang kamu mau nerusin perusahaan kakek?"

Jeno menggeleng mantab, tidak ada dalam rencana hidupnya untuk melanjutkan dan mengurus perusahaan milik kakeknya.

"Nah, makanya kamu harus terima beasiswa itu. Abang lebih rela kamu jadi dokter daripada nurutin maunya kakek nenek"

"Iyaa kak, aku juga gak pengin"

Jeno melihat abangnya yang tersenyum ke arahnya. Ada perasaan lega karena perkataan abangnya kalau dia akan selalu menjaga Bunda dan adiknya Lia

FAMILY ENAM HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang