Terlalu menyakitkan sampai-sampai aku tidak tahu harus apa dan berpasrah begitu saja.
~Hannah~
Happy reading
•
•
•
Zero yang terduduk di bangku tunggu hanya melihat kanan kiri tidak tahu ingin melakukan apa, banyak ibu-ibu mengantri untuk di panggil oleh bidan, sedangkan Hannah sedang berada di dalam untuk di periksa.
Sungguh Zero belum pernah membayangkan jika dia akan terdampar di sini bak seorang suami yang sedang mengantar istrinya. Saat pintu terbuka Zero langsung bangkit dari duduknya mengahmpiri Hannah.
"Gimana?"
"Kurang istirahat aja, dan gue harus pancing ASI-nya." Ucap Hannah sambil menunduk malu.
Zero mengambil resep obat dari tangan Hannah, "biar gue aja yang nebus,"
"Eh, jangan ini mahal gue harus beli alatnya. Jangan, gue tebus sendiri." Ucapnya langsung merebut kembali kertasnya namun Zero mengangkat tangannya tinggi-tinggi supaya Hannah tidak bisa menggapainya.
"Zero!" Ujar Hannah.
"Apa?"
"Biar gue aja," ucapnya.
Zero memegang pundak Hannah langsung mendudukan Hannah di kursi yang sudah di sediakan.
"Mending Lo diem biar gue yang nebus oke." Zero langsung melangkah entah kemana, Hannah jadi bingung dan serba salah atas sikap Zero yang seperti ini.
Arsen yang berada di gendongannya hanya melihat ibunya sesekali tersenyum.
"Apa, mama capek tahu." Ucap Hannah kepada bayinya.
Setelah beberapa menit kemudian Hannah berdiri saat Zero menghampirinya dengan membawa satu kresek putih dan menyodorkan kepada Hannah.
"Gue ganti ya?"
"Gak usah, buat Lo, buat Arsen juga. Plise terima ya." Ucapnya membuat Hannah mengagguk.
Mereka berdua langsung berjalan tanpa suara, Arsen yang berada di gendongannya terus bergerak membuat Zero langsung memperhatikan.
"Kamu gerah ya Arsen?" Tanya Zero sambil mengelus rambut tipis Arsen di gendongan Hannah.
Hannah langsung melihat Zero dan melirik Arsen bergantian.
"Bukan Arsen yang gerah kayanya elo deh yang gerah," ucap Hannah saat melihat kening Zero banyak keringat.
Zero langsung mengelap beberapa keringat di dahinya. Lalu membuka jas hitam yang sendari tadi di pakainya langsung memperlihatkan kemeja putih di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby
Teen FictionHannah gadis periang tidak pernah menyangka jika dirinya akan terjerat masalah yang begitu berat baginya, kehadirannya membuat Hannah frustasi, mimpi, harapan dan juga ketenangan tidak akan ia dapatkan dalam waktu dekat. Kehadirannya membuat Hannah...