⚠ Ini part flashback yaHappy reading
Flashback
Malam itu saat hari di mana Devon bertunangan dengan Naura Devon mempunyai rasa yang tidak menentu anatara percaya dan tidak dengan perkataan Hannah barusan. Setelah Hannah di usir olehnya Devon langsung bergegas ke lantai dua melihat Hannah yang begitu terpuruk dengan derai air mata. Devon ingin sekali memeluknya.
Di bawah sana Hannah hanya memohon dengan tertunduk kepada Dian temannya, entah apa yang di bicarakan keduanya. Devon menunduk karena menyesali perkataannya tadi siang, begitupun dengan perkataan dia barusan kepada Hannah.
"Maaf Han," tanpa ada niat menghampiri Hannah Devon langsung menghampiri kedua orang tuanya yang sudah menunggu, dengan berat hati mata yang tidak bisa di pancarkan kini menyiratkan kekecewaan kepada dirinya sendiri.
Ira langsung merangkul pundak putranya, "sekarang terserah kamu! Ibu tidak ingin ikut campur, ini hidup mu," ujar Ira membuat Devon menatap mata ibunya lekat.
"Bu-"
"Bagaimanapun acaranya ini tidak bisa di batalkan," ujar Helmi yang berada di belakang sang ibu.
"Ayah,"
"Urusan dia nanti, kamu harus bertunangan dengan Naura!"
"Yah!"
"Kalo begitu, kamu pergi dari rumah ini." Usir Helmi.
"Mas,"
Devon menunduk dengan mata terpejam memantapkan hatinya untuk meyakinkan "Devon terima perjodohan ini," pasrahnya.
"Bagus, kamu berguna jadi seorang anak." Ucapnya membuat Devon mengepalkan tangannya yang berada di bawah.
"Sekarang kita kembali dan menjelaskan kekacauan ini." Ujar Helmi langsung meninggalkan Devon dan juga Ira.
"Maafin ibu," sesal sang ibu kepada putranya seraya mengelus rambut putranya.
Devon mengagguk pasrah, "besok Devon akan temui Hannah buk,"
"Iya," setelah itu Ira pergi.
Devon yang di tinggal sendiri hanya bisa melemparkan kekecewaan, menendang apa yang ada di dekatnya untuk ia lampiaskan.
"Brengsek, kenapa lo ngucapin hal yang gak boleh Lo ucapin si Dev! Anjing!" Kesalnya membuat nafas dia memburu.
***
Devon tergesa-gesa saat masuk kedalam kelas semua orang memperhatikannya dengan tatapan yang berbeda-beda.
Naura yang melihat Devon masumkpun langsung menghampiri dan menyodorkan handphonenya ke depan muka Devon.
"Hannah di keluarin dari sekolah karena dia ketahuan hamil di luar nikah," ujarnya membuat Devon mematung.
Mading sekolah tidak akan pernah ketinggalan soal berita panas bukan. Semuanya di ulik dengan pelik tanpa ada yang cacat soal berita yang akurat.
"Ini beneran bukan kamu yang lakuin kan Dev?" Tanya Naura membuat Devon gelagapan sendiri.
"Bukan, bukan ulah gue mungkin dia hamil sama laki-laki lain," elaknya membuat seseorang menahan panas di ubun-ubun untuk tidak marah melemparkan kekecewaannya dengan membludak.
"Bagus deh, emang ceweknya aja murahan," ucap Naura memasukan handphonenya kedalam saku roknya. Langsung menghimpit tangan Devon menuntunya duduk di bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby
Teen FictionHannah gadis periang tidak pernah menyangka jika dirinya akan terjerat masalah yang begitu berat baginya, kehadirannya membuat Hannah frustasi, mimpi, harapan dan juga ketenangan tidak akan ia dapatkan dalam waktu dekat. Kehadirannya membuat Hannah...