Happy reading"Jadi sekarang lo ngancem gue lagi," ucapnya membuat Hannah mengeram kesal.
Devon tersenyum jahil mengagkat satu alisnya, "iya dong,"
Hannah membuang nafas kasar, "mau lo apa?"
"Ikut makan malam sama gue," ucapnya enteng Hannah tidak ingin ribut dengan cowok ini.
"Oke," finalnya
"Serius!"
"Ada syaratnya,"
"Apa?"
Hannah mendekati Devon dengan sorot tajam, "Lo bayar SPP gue sampai lulus, dan jangan lupa hapus Poto gue yang ada di handphone lo sekarang, lo kan orang kaya," ujar Hannah langsung menjauhkan wajahnya dari hadapan Devon.
Devon mengagguk paham, namun sedetik kemudian Devon mengutak-atik handphonenya dan menunjukan ke hadapan Hannah dengan wajah songongnya.
"Kalo lo mau nerima ajakan gue malam ini tanpa pamrih, Poto lo gue hapus saat ini juga di depan muka lo," ucapnya sambil menunjukan layar hitam itu kehadapan muka Hannah.
Hannah menghela nafas, apa susahnya sih dia membayarkan SPP miliknya bukannya Devon kaya, jika sudah begini Hannah tidak bisa keras kepala, Hannah pun tidak suka jika di ancam.
"Oke, gue terima tawaran lo," ucap Hannah membuat Devon tersenyum lebar dan menghapus Poto Hannah dari handphonenya.
Hannah pikir Devon mengoleksi Poto dia yang biasa saja, makannya malam saat Devon menemuinya itu Hannah santai tidak melabrak saat Devon mengaku mengoleksi kurang lebih 10 Poto dirinya.
"Oke, gue pegang janji lo, pulang sekolah lo ikut sama gue dan hari ini lo minta cuti sama bos lo," ucap Devon membuat Hannah kesal setengah mati, dirinya mengantuk tidak ada tenaga untuk berdebat.
"Gue gak bisa cuti, bisa-bisa gaji gue di potong," ucap Hannah.
"Gue gaji lo malam ini," jawab Devon enteng.
Hannah menyeringai, "Oke gak masalah, bayaran gue berapa?" Ucapnya meminta penjelasan kepada Devon yang sedang mengutak-atik handphonenya.
Devon menaruh handphonenya di atas meja dan melihat ke arah Hannah dengan senyum manisnya.
"Satu juta cukup, uang gue lagi seret"
Hannah sumringah, "Gak masalah,"
Devon memperhatikan Hannah tersenyum lebar, membuatnya juga ikutan tersenyum, "Kalo ada orang minta bantuan kayak gue gini lo jangan mau ya," ucapnya.
"Kenapa?"
"Gue gak rela, princess gue di pandang sama orang lain terkecuali gue," ucapnya ngaur, Hannah memasang wajah datarnya.
"Lo kalo mau gombal di Pancoran aja sana," Hannah merapihkan tasnya untuk memulai ritual tidurnya, dirinya tidak peduli nilainya jelek yang penting tubuhnya tidak kelelahan, pelajaran yang masuk ke otak Hannahpun tidak semuanya masuk, dia menyukai cabang olahraga namun tidak dengan akademiknya.
"Lo mau tidur?" Tanya Devon melihat Hannah membenah tasnya.
"Emmm..." Ucapnya langsung menundukan kepalanya di atas tas dan masuk ke alam mimpinya.
Devon memandang Hannah diam, Devon tahu Hannah memang kuat secara langsung, tapi tidak di pungkiri Hannah juga menutupi beban hidupnya di pundaknya sendiri.
Ini yang membuat Devon tidak tega kepada Hannah, saat pertama kali bertemupun, Devon sudah sangat simpatik dengannya dan membuat dirinya secara langsung sadar bahwa dirinya nyaman dengan Hannah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby
Teen FictionHannah gadis periang tidak pernah menyangka jika dirinya akan terjerat masalah yang begitu berat baginya, kehadirannya membuat Hannah frustasi, mimpi, harapan dan juga ketenangan tidak akan ia dapatkan dalam waktu dekat. Kehadirannya membuat Hannah...