Happy readingHannah terdiam saat mobil Devon berhenti, "udah nyampe, makasih untuk semuanya," ucap Devon kepada Hannah.
"Iya," ucap Hannah canggung membereskan barang-barangnya.
Devon melirik Hannah, "Hannah, boleh gue mampir ke rumah lo?" Tanyanya ragu.
Devon tersenyum lebar langsung keluar dari mobil begitupun Hannah, mereka berdua berjalan ke dalam gang sempit hanya beberapa langkah saja sudah tiba di rumah Hannah.
"Bukan rumah sih, tepatnya kontrakan gue," ucapnya sambil membuka pintu mempersilahkan Devon masuk.
Devon memperhatikan sekeliling ruangan hanya ada dua tempat duduk dan satu kasur tidak ada sekat apapun terkecuali kamar mandi dan dapur.
"Lumayan nyaman juga," ucapnya
"Mau minum," tawar Hannah.
"Boleh,"
Hannah meletakan satu gelas air putih, "cuman ada air putih gak papakan,"
"Santai aja," ucapnya.
Hannah duduk canggung di sebrang Devon, tidak menyangka dirinya dengan Devon bisa seakrab ini dalam waktu yang sangat cepat.
"Lucu ya," ucap Devon tiba-tiba.
Hannah mengerutkan keningnya. "Apanya yang lucu?"
"Kita,"
Hannah tidak mengerti, "kita. Maksudnya?"
"Ya kita, saat lo sama gue pertama kali ketemu lo jutek banget sama gue tapi sekarang, liat."
Hannah tertawa, "iya, gue juga ngerasa begitu, sebenarnya risi gue kalo ada yang satu bangku sama gue," ucapnya.
"Kenapa?"
"Gue sering tidur di kelas, takutnya ngeganggu orang yang lagi belajar,"
Devon mengerti, tidak masalah Hannah tidur di bangkunya sendiri, Devon akan tetap nyaman selagi jam belajarnya tidak di ganggu.
"Hannah, lo ada niatan buat keluar jadi bartender?" ucap Devon kepada Hannah.
"Belum kepikiran," ucapnya.
"Lagian gue juga masih butuh uang kali, bayar kontrakan, makan dan kebutuhan sekolah, lo tau sendiri gue hidup sebatang kara kalo gue berhenti kerja mau dapat dari mana."
Devon mengerti, "gak ada kerjaan yang lain,"
"Gak ada, gue masih di bawah umur kali, sekarang cari kerja susah, apalagi ukuran anak sekolah kayak gue, itu masih tindakan ilegal masuknya," ucapnya membuat Devon mengagguk.
"Bener juga sih!"
Mereka berdua terdiam lama, Hannah menatap Devon hati-hati, "Devon, uang satu juta ini beneran buat gue semua?"
Devon mengangkat satu alisnya. "Bukannya lo yang minta kan, yaudah itu buat lo dan makasih udah bantu gue tadi,"
"Gak kebanyakan,"
"Mau di kurangin,"
Hannah tersenyum. "Nggak"
Devon tersenyum melihat ekspresi Hannah, "Lo cantik Han," ujarnya membuat Hannah melihat Devon.
"Makasih,"
"Emmm... udah malam, gue pulang dulu ya," pamitnya kepada Hannah.
Hannah mengantarkan Devon sampai ambang pintu kontrakannya.
"Gue balik,"
"Iya."
"Makasih,"
"Sama-sama,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby
Teen FictionHannah gadis periang tidak pernah menyangka jika dirinya akan terjerat masalah yang begitu berat baginya, kehadirannya membuat Hannah frustasi, mimpi, harapan dan juga ketenangan tidak akan ia dapatkan dalam waktu dekat. Kehadirannya membuat Hannah...