Bab 30: Makan malam

9.2K 653 53
                                    

H A P P Y   R E A D I N G




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Typo tandai !!

Malam harinya Hannah sudah menyiapkan keperluan Arsen dan juga dirinya, ini makan malam pertamanya makan malam yang telah di nantikan dirinya sendiri tadi.

Hannah juga masih ragu akan respon yang akan di berikan oleh ibunya Devon nanti terhadap dirinya dan juga anaknya, saat semuanya sudah beres Hannah menghampiri Arsen yang sedang tiduran sesekali mengoceh tidak jelas.

"Anak mama wangi banget mau kemana sih eumm?" Ucapnya sambil menggelitik perut bayi mungil itu.

Hannah menggendong Arsen ke tangannya, ia juga harus menyusui bayi mungilnya sebelum Devon menjemputnya.

"Makan dulu ya," berkat alat pompa itu Hannah sudah bisa mengeluarkan air ASI-nya tanpa susah mengasihi Arsen dengan susu formula.

Tok

Tok

Tok

Hannah melihat ke arah pintu dan tersenyum, saat bayinya tenang ia langsung beranjak membuka pintu. Yang di tunggupun datang. Devon berdiri dengan tegaj plus setelan kemeja hitamnya.

"Sebentar," ujar Hannah masuk kedalam kontrakan dan membawa barang-barang Arsen.

Devon tersenyum saat Hannah keluar membawa ransel yang lumayan besar.

"Biar gue yang bawa,"

Hannah tersenyum, "terimakasih,"

Mereka berdua berjalan beriringan saat depan gapura Hannah melihat mobil mewah terparkir di jalanan itu, Hannah tersenyum sesekali mengeratkan selimut yang membungkus Arsen di dekapannya.

"Udaranya dingin,"

"Iya,"

"Arsen tidur?"

"Dia masih melek, tuh." Tunjuk Hannah saat mata Arsen memandang ke arah Devon.

Saat sudah di dalam mobil mereka berdua hanya terdiam, sesekali Hannah hanya mengelus pipi lembut Arsen untuk menghilangkan kegugupan dirinya sekarang.

"Lo gugup ya?" Tanya Devon membuat Hannah tersenyum tidak enak.

"Sedikit,"

"Cuman ibu kok yang datang, ayah nggak datang, dia di Jakarta."

Hannah mengagguk, "setelah ini Lo ke Jakarta kan?" Tanya Hannah membuat Devon terdiam.

"Gue harus lanjut kuliah," ucapnya enteng.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang