Bab 31: Merasa Bersalah

11.1K 675 53
                                    

Gak nyampe target coment nya :( gpp yang penting update dan kalian harus ninggalin jejak kalian, itu salah satu cara menghargai seorang author yup.

Typo guys!!

H A P P Y   R E A D I N G

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Hallo,"

"Maaf banget aku gak nemuin kamu pas berangkat sayang,"

"Iya,"

"Kok gitu sih jawabnya, kamu marah ya Dev," ujar Naura yang berada di sebrang telpon.

"Kapan kamu balik?"

"Lusa, kenapa?" Ucapnya dengan berbinar.

"Setelah pulang aku mau ngomong serius sama kamu!"

"Kamu pulang ke Jakarta kan?"

"Em."

"Oke, aku bakalan temuin kamu kalo udah ada di Jakarta."

"Oke."

"Udah dulu ya aku di panggil sama temen aku," ucapnya langsung menutup telpon.

Devon menghela nafas panjang, dirinya kini berada di halaman belakang rumah dengan segelas teh di tangannya, akhir-akhir ini Devon jadi curiga dengan sikap Naura yang berbeda seratus delapan puluh derajat dengan yang Devon kenal.

"Sorry Ra, gue harus mutusin secepat mungkin, gue gak mau bohongin perasaan gue sama Lo selama ini." Ucapnya monolong tanpa tahu Hannah melihat Devon dari jendela kamar yang terbuka.

Saat Devon beranjak dari duduknya Hannah buru-buru menutup jendela langsung merebahkan dirinya sambil memeluk Arsen yang sudah berkelana ke alam mimpi.

Namun Hannah merasakan derap langkah yang memasuki kamarnya ralat kamar Devon yang kini di tempati olehnya.

Tentu saja Hannah hanya pura-pura tidur, semalaman Hannah terjaga hanya untuk melihat Arsen masih ada di sampingnya atau tidak, ketakutan terbesarnya adalah kehilangan anaknya sendiri, entah apa jadinya jika Hannah tidak bisa hidup tanpa Arsen.

Hannah masih diam tanpa membuka mata, ia rasa yang masuk ke dalam kamarnya adalah pemilik kamarnya sendiri.

"Anak papa tidurnya nyenyak banget sih, papa mau tanya boleh? Kalo nanti Arsen ke Jakarta Arsen harus tinggal sama papa, mama juga ikut. Di sana banyak yang bakal sayang kamu ada nenek, lake, om Devan Tante Lusy dan anak-anaknya nanti kamu bisa berteman sama mereka." Ujarnya sambil menciumi kening putranya.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang