Bab 28: Club

9.2K 573 95
                                    

Yang belum follow, follow dulu yaw ;)


Happy reading



Happy reading•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mas Devnya mbak.

Mas Devnya mbak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Naura keluar dari kamarnya mengendap-endap, waktu sudah menunjukan jam setengah sepuluh malam, ia meruntuki dirinya sendiri, jika tidak ada janji dengan Calvin, Naura tidak akan keluar, dan memilih menemani Devon di ruang kerjanya.

Setelah memastikan Devon masih berkutat dengan pekerjaannya Naura langsung berlari kecil ke arah pintu untuk keluar, saat tiba di luar Naura sudah memarkirkan mobilnya lumyana jauh dari rumah Devon.

Saat sudah sampai di dalam mobil Naura memoleskan sedikit lipstik merah ke bibirnya, pakaian yang ia kenakan biasa ia gunakan untuk clubing sangat mencolok, dan lumayan seksi.

"Kalo bukan karena janji! Gue gak mau clubing sama si Calvin kampret itu," ujarnya kesal langsung menancap gas, menuju lokasi yang sudah Calvin kirim.

***

Hannah terdiam di atas ranjangnya ia terus-terusan berpikir yang tidak-tidak, Arsen sudah ia tidurkan, bagaimana Naura bisa tahu kontrakannya dan seenak jidat mengancamnya dengan membawa-bawa anaknya.

"Darimana dia tahu? gila aja, gue emang harus pindah. Tapi, gimanapun nanti mereka pasti akan ngejar gue lagi," Hannah menjenggut rambutnya frustasi.

Hannah memang tidak bisa berpindah lagi selain kembali ke Jakarta dan meminta bantuan seseorang di sana, tapi Hannah juga tidak tahu kenapa mereka semua ada di sini Zero, Devon, Naura siapa lagi Calvin mantan bosnya dahulu.

Saat Zero memberi tahukan bahwa Calvin ikut campur dengan masalah ini ia sungguh sangat bingung, ada masalah apa mantan bosnya itu dengannya, sehingga mencampuri urusannya.

Hannah menghela nafas, ia bingung harus apa. Melihat jam sudah menunjukan sepuluh malam, Hannah menghembuskan nafasnya kasar ia harus tidur, supaya tidak kepikiran dan berharap kejadian tadi hanya angin lalu saja.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang