Bab 24: Kesempatan.

14.1K 777 45
                                    

⚠ Kalo ada kata yang salah tandai oke.

Bom coment yang banyak tahun baru aku rebahan pengen baca coment dari kalian hehe ...

Happy reading




"Karena sejatinya aku hanya akan memilihmu,"

~Hannah~


Kepindahan Zero ke Bandung hanya sekedar ingin meneruskan perusahaan ayahnya dengan iming-iming akan mempunyai masa depan yang cerah ketimbang tinggal di Jakarta menjadi urakan dan penuh kontra di kalangan masyarakat. Menjadi anggota geng bahkan ketuanya, tentu saja membuat ayah Zero terpaksa mendidik anaknya dengan memindahkan Zero ke Bandung untuk mengurusi cabang yang berada di di sini.

Pada awalnya Zero tentu saja keberatan dengan hal itu, saat pertama kalipun menginjakkan kakinya di Bandung, Zero bahkan tidak masuk ke kantor, hanya main-main berkeliling dengan sepeda motornya sebagaimana orang yang sedang liburan saja. Namun saat dia sedang berada di tepi jalan memberhentikan kendaraannya dirinya melihat sosok orang yang dia kenal, namun anehnya orang itu membawa bayi dan setumpuk box donat di tangannya.

Ya, seseorang itu adalah Hannah.

Zero hanya melihat dari jauh saja, pergerakan Hannah ia perhatikan saat Hannah mengasingkan box donat ke salah satu warung di sana.

Saat itulah Zero sering kali ke tempat itu membeli donat setiap harinya, sekaligus mencari tahu bagaimana Hannah hidup di kota ini. Saat itulah Zero sering mengikutinya bahkan setiap hari mengorek informasi kepada penjual di warung itu tentang Hannah, dan waktunya pada saat dirinya yakin untuk menampakan diri di hadapan Hannah. Zero malah salah langkah bisa mencintai wanita itu.

Seperti sekarang, Zero hanya mengamati di sebrang jalan dengan motor merahnya, melihat gerak-gerik Hannah yang menerima uang di tangan sang penjual.

"Han Han, Lo emang cantik kenapa juga gue bisa suka sama Lo? Udah gila kali gue," ucapnya bermonolong tersenyum sarkas.

"Makasih ya buk," ujar Hannah yang di dengar Zero.

"Mau kemana tuh?" Gumamnya bingung melihat Hannah pergi. Zero mengikutinya di belakang Hannah ia diam-diam mengikutinya tanpa tahu sang empunya.

"Kenapa Lo ikutin gue!?" Ucap Hannah tiba-tiba berbalik badan, menyorot tajam.

Zero menegakan badannya kembali saat Hannah menyadari keberadaannya, "siapa yang ngikutin Lo! Gue lagi pengen jajan kok di sekitar sini," alibinya.

Hannah mengedikan bahunya cuek, berbalik dan melanjutkan langkahnya kembali.

"Han, eh-" panggil Zero kebingungan ingin bertanya apa.

"Apa?" Ucap Hannah tanpa melihat Zero.

Zero mengikuti langkah Hannah kembali, namun kini sejajar dengannya.

"Gue mau ngomong?"

"Lo udah ngomong,"

"Maksud gue, Lo beneran nerima Devon lagi,"

Hannah berhenti berjalan, menatap Zero, "bukan urusan Lo,"

"Ini urusan gue, perihal rasa yang gue ungkapin tempo hari gimana?"

"Apanya?" Hannah berjalan kembali.

"Lo mau kan nikah sama gue,"

"Gak,"

"Kenapa,"

"Gue belum kepikiran,"

Zero menghela nafas kasar, "sebenarnya Lo ini lagi terjebak Han, gue dulu emang salah udah jebak Lo perihal uang yang kurang dul-"

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang