Bab 7: Lelah

11.4K 593 2
                                    

Happy reading

Hannah berdecak kagum saat keluar dari mobil Devon, dirinya di buat takjub oleh Mension besar yang luarnya terdapat perkarangan bunga, Hannah tidak bisa berkata-kata Devon memang terkenal kayaknya, banyak yang menyukainya gersak-gursuknya pun yang akan mewarisi tahta ayahnya akan jatuh ke tangan Devon.

Hannah masih memandang takjub sampai-sampai bibirnya menganga lebar, Devon yang baru saja keluar dari mobil pun mengerenyitkan keningnya melihat Hannah heran yang terus saja memandang ke depan.

"Jangan norak!" Ucap Devon langsung membuyarkan lamunan Hannah dan menatap kesal ke arahnya.

"Lo tuh ngerusak imajinasi gue tau,"

"Sekarang jangan norak gitu, tampilin senyum lo, lo boleh jutek sama gue tapi gak sekarang," ucap Devon membuat Hannah tersenyum di buat-buat.

Devon tersenyum langsung mencubit hidung Hannah gemas, "jangan maksa senyumnya, keliatan gak ikhlas tau gak," ucap Devon.

Hannah mengelus idungnya, jika sekarang dia sedang tidak memaki dress, Hannah pastikan Devon sudah habis di tangannya.

"Sakit tau,"

"Kita masuk, di sana kayaknya udah banyak orang deh,"

"Lo yakin nih ngajak gue, lagian gini ya pasti cewek yang mau di jodohin sama lo cantik," ucap Hannah kepada Devon.

"Gue gak mau!"

"Keras kepala,"

Devon dan Hannah bergandengan bak sepasang kekasih sungguhan mereka berjalan dengan sangat formal.

Saat masuk ada banyak orang di meja makan yang sudah tersedia beberapa makanan, Hannah dan Devon masuk mengalihkan atensi semua orang yang berada di meja makan. Hannah tersenyum canggung saat melihat banyak orang di hadapannya, tangannya meremas tangan Devon erat.

Devon menghampiri keluarganya masih memegang Hannah, Ayahnya sudah di pastikan akan marah setelah ini berbalik dengan ibunya hanya tersenyum, keluarga besar datang begitupun calon tunangannya namun Devon ingin bersikap santai, pilihannya harus mutlak tidak ingin di bantah seperti ayahnya jika ayahnya keras kepala makan Devon juga akan lebih keras lagi.

"Selamat malam semuanya," ucap Devon sedikit membukuk, Devon melihat wanita cantik duduk sambil memperhatikannya sudah Devon tebak cewek itu yang akan di jodohkan kepadanya.

"Lebih baik nanti kita bicarakan ini, sekarang kita makan dulu tidak enak membahas mengenai kita di hadapan Rizki begini," ucap Devan kakak Devon.

Semua orangpun memulai makan tanpa menghiraukan kehadiran Hannah, Devon menggiring Hannah duduk dekat dengannya.

Setelah makan selesai di akhiri oleh makanan penutup, Hannah daritadi sudah tidak berselera di meja makan tidak ada yang berbicara terus tadi juga Hannah sangat canggung dengan keluarga ini, semua orang menatapnya dengan ekspresi yang berbeda-beda.

Hannah memakan potongan buah melon ke mulutnya sambil menunduk, Devon di sebelahnya sudah selesai Hannah pun begitu menyelesaikan makannya.

"Oke, kecanggungan ini sudah berlarut," ucap peria yang di yakini sudah berkepala empat.

"Bagaimana perjodohan anak kita Helmi," lanjutnya bertanya kepada ayah Devon.

"Bayu, kita tanya kedua belah pihak saja saya yakin mereka berdua setuju," lirik ayah kepada Devon untuk berbicara.

"Naura bagaimana ayah saja," ucap cewek bernama Naura yang akan di jodohkan kepada Devon.

Devon mendengus malas, "Maaf yah, Devon udah punya pilihan sendiri," ucapnya membuat suasana menegang.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang