Bab 15: Nama Baby

20.4K 1K 31
                                    

Warning ⚠: kalo ada typo biasa tandai ya :)


Happy reading

Sembilan bulan sudah Hannah meninggalkan kehidupannya dahulu, berhenti sekolah, kerja sebagai bartender sudah dia lupakan untuk mengubur semua yang telah dia lalui.

Kini Hannah pindah ke kota Bandung, kota yang sangat asri untuk dia tempati bersama bayinya. Tanpa cerita Hannah sudah melahirkan satu bulan yang lalu, tinggal di kontrakan yang sempit tidak membuat Hannah mengeluh karena kehidupan sebelumnya dia juga seperti ini.

Saat awal kehamilan Hannah sangat tersiksa, dari pengusiran yang dia terima di kontrakannya dulu, di kucilkan oleh warga sekampung alih-alih mendapat kabar jika dirinya di keluarkan dari sekolah karena ketahuan hamil di luar nikah, saat video tersebar di acara pertunangan Devon.

Ngomong-ngomong soal Devon Hannah tidak tahu lagi bagaimana kabar dia sekarang, semenjak dia di usir oleh Devon Hannah sudah tidak menampakan diri di hadapannya lagi, entah Devon mencarinya atau tidak. Namun untuk saat ini Hannah nyaman tanpa gangguan hidup orang-orang di masa lalu.

Hidup Hannahpun selama di Bandung hanya untuk mengumpulkan uang persalinan, bekerja di cafe membuat hidupnya tercukupi untuk membayar kontrakan dan juga makan juga sedikit menabung untuk biaya persalinan bayinya.

Selama tinggal di Bandung Hannah bisa merasakan kehangatan dari orang sekitar, namu tidak sedikit juha ada yang mencibirnya jika dia hamil di luar nikah.

Saat ini Hannah sedang berada di luar sambil menggendong bayi laki-lakinya yang masih kecil, berkerumun dengan ibu-ibu yang sedang membeli sayuran.

"Neng Hannah ya ampun dedek bayinya meni kasep pisan,"

(Ganteng banget)

Hannah tersenyum, "iya Bu,"

"Sudah di kasih nama belum?" Tanya ibu-ibu yang sedang berkerumun membeli sayuran di gerobak si amang.

"Belum Bu,"

"Ihk ai si eneng, namain atuh dedek gantengnya,"

"Iya Bu, sekalian bikin syukuran buat dedeknya." Ujar Hannah sambil memilih sayuran segar.

"Bapaknya nyariin gak," pertanyaan itu membuat Hannah tersentil.

Hannah tersenyum maklum, "yasudah ibu-ibu Hannah duluan ya," ucapnya sambil membayar belanjaanya sekaligus menghindari pertanyaan itu.

Hannah berjalan pelan sambil melihat ke arah anaknya yang tertidur pulas, pipinya yang masih memerah membuat Hannah mengusap pelan. Bayi kecilnya, sejujurnya setiap malam Hannah selalu memikirkan anaknya, apakah suatu saat nanti anaknya akan bertanya di mana keberadaan ayahnya.

Hannah tidak sanggup membayangkan itu semua, sudah satu tahun ini Hannah tidak lagi bertegur sapa dengan Devon bahkan sahabat-sahabat di luar sana tidak mengetahui keberadaan Hannah sekarang, Hannah memutuskan kontak untuk tidak berkomunikasi lagi dengan mereka.

"Mama akan namain kamu-" Hannah bingung sendiri. Dan memanyunkan bibirnya tidak tahu harus menamai anaknya siapa.

"Nanti mama namain kamu ya baby," ujarnya langsung bergegas ke kontrakan.

Di tempat sekarang ini banyak sekali yang peduli dengan Hannah terutama ibu kos, dia yang pertama kali menemukan Hannah dalam keadaan kacau dan frustasi saat menginjakan kakinya di Bandung.

"Ehk nak Hannah kemana aja, ibu cariin dari tadi,"

Hannah tersenyum, "ibu Atmi mau nagih kontrakan ya," ucap Hannah begitu sampai di depan kontrakannya.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang