Bab 11: Bingung

13.4K 628 0
                                    

Happy reading




Hannah melenguh di dalam tidurnya mencari kenyamanan untuk menempatkan posisi tidurnya. Matahari mulai menampakan sinarnya dengan cerah melalui celah jendela. Namun ada yang salah pagi ini, sedetik kemudian Hannah membuka matanya lebar-lebar dan langsung terduduk di sandaran kasur dengan wajah tegang tidak percaya, ini bukan mimpi ini nyata, Hannah meraup selimut sebanyak-banyaknya untuk menutupi tubuh polosnya.

Hannah tidak percaya dirinya sudah tidak berguna lagi, bahkan kesuciannya hilang di renggut orang yang baru ia kenal.

Hannah tidak tahu harus bagaimana sekarang ini dirinya di jebak, tidak terasa satu tetes air matanya jatuh di barengi isakan pilu, ia menyesal menerima tawaran Zero jika jadinya seperti ini.

Devon yang masih bergelung di bawah selimutnya sangat terganggu dengan suara isakkan tangis. Jika di ingat, semalam Devon ada di club mungkin Devon merasa asing ini bukanlah kamarnya namun ...

Kesadarannya pulih saat Devon bangun mendapati seorang wanita di samping membelakanginya.

Devon menghela nafas, "Kenapa lo?" Ucap Devon santai. "Gue bayar jangan nangis!?" Ucapnya mencari dompet di dalam saku celana yang sudah tergeletak di bawah.

"Jangan nangis gue bilang!" Ucap Devon tegas masih belum menyadari apa yang terjadi.

Hannah yang menyesali perbuatannyapun langsung membalikan badannya ke arah Devon dengan perasaan luka. Saat Devon sudah menemukan dompetnya Devon membalikan badannya sedetik kemudian Devon tercengang mendapati Hannah satu ranjang dengannya.

"Han!?" Panggil Devon lirih tidak percaya apa yang dia liat.

Hannah tidak berkata apa-apa langsung menyambar bajunya dan memakainya dengan tergesa. Sedangkan Devon langsung memasang celananya dengan cepat dan menghampiri Hannah yang sudah menangis pilu.

"Han ini lo! Jawab gue Han!? Apa yang udah gue lakuin!" Ucap Devon frustasi. Hannah tidak bersuara hanya menundukan kepalanya.

"Kenapa Han! Kenapa gue nidurin lo!" Punggung Hannah bergetar dirinya juga tidak tahu kenapa begini, ini mungkin salahnya yang sudah mau saja percaya dengan seorang Zero bajingan itu.

Hannah menggelengkan kepalanya tidak tahu, Devon tidak menyangka mabuknya semalam membuat seorang gadis yang dia sayangi berakhir di brengseki dirinya sendiri.

"Lo perkosa gue Dev!" Ucap Hannah lirih.

"Han, gue minta maaf, gue gak sadar," ucap Devon memegang pundak Hannah kuat.

Hannah tetap mempertahankan posisinya, bagaimana bisa dia kuat dalam hal ini, Hannah frustasi, bego bahkan Hannah tidak ingin lagi hidup setelah ini.

Devon menjambak rambutnya sendiri, dia juga tidak menyangka bisa meniduri Hannah, saat semalam Devon sepertinya memang memesan seorang pel*cur namun kenapa pagi ini ada Hannah di sampingnya.

"Han," Devon memanggilnya, Hannah mengangkat kepalanya menatap manik mata Devon.

"Gue bakalan tanggung jawab, lo tenang," ucapnya.

"Dev," ujar Hannah lirih, dia ingin menyampaikan sesuatu bahwa dirinya di jebak tapi kenapa tenggorokannya sulit sekali untuk berucap.

Devon membawa Hannah duduk di atas ranjang, beberapa menit keheningan terjadi, dua insan yang sangat di bingungkan oleh keadaan. Memilih bungkam dan tidak tahu jalan keluar mana yang akan mereka tuju.

"Gue mau pulang," ucap Hannah berdiri namun belum berapa langkah, kaki Hannah tidak bisa bergerak lagi, dan terduduk dengan lemas ke atas lantai tidak kuat, Ini pengalaman pertamanya.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang