Happy reading
Hannah Daniswari, kian di kenal sebagai cewek penebar senyum di SMA Cakradarma namanya selalu di dengar karena prestasi yang ia raih di ajang perlombaan Bulutangkis yang selalu menepati peringkat satu. Hannah memang tidak bakat dalam pelajaran namun dia bisa membanggakan dirinya sendiri dengan prestasinya itu.
Hannah, bahkan dirinya bisa masuk SMA Cakradarma berkat bantuan keluarga Sevan dengan biaya SPP di ringankan untuknya. Baginya tidak masalah selagi dia bisa membayar SPP setengahnya untuk meringankan beban dirinya.
Hannah masuk ke koridor dengan senyuman yang biasa dia kembangkan, banyak yang menyapa bahkan Hannah selalu membalasnya dengan begitu manis.
Hannah berjalan kian dalam di koridor namun netra nya menangkap seorang cowok yang sedang duduk di tribun lapangan, yang Hannah herankan orang itu sedang melamun menatap lapangan kosong padahal pagi ini tidak ada yang bermain basket atau semacamnya.
Hannah mengagkat bahunya acuh, dan berlalu masuk ke kelasnya tanpa memikirkan cowok aneh itu, Hannah masuk ke dalam kelas yang di sambut teriakan heboh temannya.
"Hannah ini kantung mata Lo ya ampun," ucap Dian teman sekelasnya yang super duper cerewet, membuat Hannah tersenyum kecik.
"Apa sih Dian, gue gakpapa," Hannah menepis tangan Dian yang berada di wajahnya.
"Han, Lo tau kan cewek itu gak bagus punya kantung mata," ucapnya langsung mendudukan dirinya di bangku sebrang Hannah.
Hannah seolah tuli, dirinya ingin tidur dan merebahkan badannya, namun Dian cewek centil satu ini mengganggunya sepagi ini.
"Iya gue tau, tapi gue harus kerja Dian, kalo gak kerja gue gak bisa makan," ucapnya malas.
"Tau gak, Devon dia di pindahin ke kelas kita loh," ucap Dian membuat Hannah tertarik untuk mendengarkan.
"Maksud Lo, Devon yang di kelas XII-ips 5,"
"Iya, gak tau tuh kenapa bisa di pindahin, ya lagian gakpapa sig di kelas kita kan kurang asupan cogan kayak dia," ucapnya tersenyum lebar.
Hannah memutar bola matanya malas, "otak lo cogan mulu," ucapnya.
"Ini nih, cogan itu salah satu asupan makanan gue, ya lagian apa sih yang salah, cogan di sekolah kita itu siapa lagi coba kalo bukan Sevan, Aksa, Samudra, Ciko, sama Devon itu sih tipe-tipe gue," ucapnya membuat Hannah menghela nafas kasar.
"Jangan ganggu gue, gue mau tidur," ucapnya langsung menelungkupkan wajahnya di bawah tangan.
Dian menghela nafas, mempunyai sahabat kerjaannya tidur terus. Dian beranjak menuju kursinya. Hannah hanya duduk sendiri di bangkunya, dulunya memang di temani Dian namun Dian dapat pengusiran halus Hannah, yang alasannya tidak masuk akal karena Dian sangat berisik.
Bel masuk berbunyi namun Hannah masih di alam mimpinya pak Surwoto sebagai guru sejarah masuk membawa siswa yang bernama Devon memperkenalkan dan langsung di sambut hangat oleh kelas, Devon memilih bangku kosong setelah usai memperkenalkan dirinya yah dia bukan murid baru namun dia murid pindahan kelas.
Devon menempati bangku di sisi Hannah yang masih tidur, Devon memperhatikan Hannah dan tersenyum sinis dirinya di tempatkan dengan murid yang salah.
Devon mengeluarkan buku tebal di dalam tasnya dan,
Bruk
Hannah terperejat kaget dalam tidurnya, dia mengedarkan pandangannya namun sedetik kemudian Hannah menatap manik yang sedang tertawa mengejek.
"Ini sekolah, kalo lo mau tidur di hotel sana," ucapnya membuat Hannah membenarkan rambutnya yang acak-acakan, tidak menanggapi omong kosong laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby
Teen FictionHannah gadis periang tidak pernah menyangka jika dirinya akan terjerat masalah yang begitu berat baginya, kehadirannya membuat Hannah frustasi, mimpi, harapan dan juga ketenangan tidak akan ia dapatkan dalam waktu dekat. Kehadirannya membuat Hannah...