Happy reading
•
•
•Saat insiden malam itu Hannah merasa lega saat menumpahkan apa yang ingin di sampaikan kepada Devon, unek-unek nya keluar, namun tak urung Hannah juga kasihan saat ia melihat Devon dengan mata penuh penyesalan.
Semua berubah, satu bulan sudah ia tinggal di apartemen ini tanpa ada yang tahu terkecuali Devon dan juga ibunya semua aman terkendali Hannah pun masih belum keluar dari apartemen setiap harinya Devon akan datang membawa banyak makanan, terkadang pria itu juga sesekali tidur di sini.
Saat ini Hannah sedang memberikan ASI kepada bayinya, Arsen yang berada di gendonganpun hanya diam melihat ibunya sambil sesekali menggerakkan tangannya.
"Apa, ayo makan lagi, isi perut kamu nak, mama gak mau kalo kamu ngerengek ke papa kamu kalo kamu masig laper hem." Ucapnya sambil terkekeh geli.
Suara pintu apartemen terbuka membuat Hannah terlonjak kaget, ia langsung menutup dadanya dengan helaian kain di sisinya. Sudah di pastikan yang masuk memang Devon tanpa mengetuk dan main masuk saja.
Hannah tersenyum saat Devon menghampirinya.
"Kenapa? Arsen lagi makan ya."
"Iya, mending kamu taro makanan yang kamu bawa itu di piring dulu,"
Devon menggeleng pelan, "oke. Aku bisa apa! Kalo gak di bolehin liat,"
Hannah memukul tangan Devon. "Mesum!"
Devon beranjak sambil tertawa, melihat pipi Hannah yang merah merona membuatnya ingin melahap sekarang juga.
Saat Devon kembali, Hannah sedang mengancingkan bajunya, Arsen pun terlihat sudah tertidur di pangkuan Hannah.
"Ya... Anak papa tidur," ucapnya kecewa saat Devon menghampiri anaknya, niatnya ingin bermain namun melihat anaknya tertidur membuat Devon tidak tega untuk membangunkan.
"Iya pa, Arsen dari tadi maen terus," ucap Hannah menirukan suara anak kecil.
Devon melihat Hannah lekat memandangnya dengan tatapan memuja, tersenyum saat wajah cantik itu juga melihat ke arahnya, "Sekarang kamu makin cantik Han,"
"Apasih Dev, awas aku mau nidurin Arsen dulu." Devon mundur memudahkan Hannah beranjak dari kursi.
Hannah menghampiri Devon saat sudah membaringkan Arsen di kamarnya Devon sudah menyiapkan makanan di meja makan.
"Padahal kamu gak perlu repot-repot buat beli makanan di luar terus, aku bisa masak sesekali nanti anterin aku ke pasar buat beli bahan makanan." Ucapnya membuat Devon tersenyum kearahnya.
"Kamu bosen?" Tanyanya.
"Iya, satu bulan gak kemana-mana. Oh iya, aku mau ketemu Dian boleh!?" Ujarnya membuat Devon tersenyum hangat kepada Hannah.
"Apa yang enggak buat kamu Han, nanti sore aku anterin kamu ketemu Dian." Ujarnya membuat Hannah tersenyum girang langsung memeluk Devon dengan erat.
"Beneran,"
"He'em"
"Aku ajak Arsen ya,"
"Boleh,"
"Yaudah sekarang kita makan,"
Hannah mengagguk langsung menyiapkan makanan ke dalam piring dan menyajikannya ke hadapan Devon.
"Istri aku emang baik banget,"
"Receh,"
"Maksud aku calon istri,"
Hannah tersenyum, "oh iya, gimana kabarnya Naura?" Tanya Hannah kepada Devon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby
Teen FictionHannah gadis periang tidak pernah menyangka jika dirinya akan terjerat masalah yang begitu berat baginya, kehadirannya membuat Hannah frustasi, mimpi, harapan dan juga ketenangan tidak akan ia dapatkan dalam waktu dekat. Kehadirannya membuat Hannah...