Bab 9: Rencana Zero

10.7K 561 4
                                    

Mau cuap-cuap dikit, jadi setelah tamat cerita ini aku bakalan revisi ulang dan maaf banyak typo bertabrakan. So itu aja sih.

Happy reading


"Hamilin gue!" Ucap Hannah tiba-tiba membuat Devon membelalak tidak percaya.

"Gila Lo!" Tidak percaya kata-kata itu akan keluar dari mulut Hannah.

Hannah tersenyum geli, "lagian ni yah cewek kaya Naura itu sempurna. Model, cantik, kaya apa lagi coba yang kurang," ucap Hannah kepada Devon.

"Lagian itu bukan solusi Han! Lo gak tau sifat Naura kaya gimana! Dia kayak cewek manja, Han, apa-apa Daddy nya."

"Cewek manja ya wajar lah Dev, namanya juga perempuan siapa sih yang gak suka kelembutan, apa-apa pengen di lembut ini," ucap Hannah.

"Masalahnya gue gak mau Han,"

"Itu sih terserah lo, karena kita gak seharusnya bohong sama nyokap, bokap lo Dev." Ucap Hannah tiba-tiba menjurus masalah orang tua Devon.

"Maksudnya?"

"Gini, kita gak selamanya buat sama-sama dan kita gak sedekat itu untuk saling mengenal," ucap Hannah, Devon mengagguk setuju.

"Gimana kalo tawaran lo yang tadi menarik juga!" Ucap Devon membuat Hannah terbatuk.

"Gila Lo!" Sekarang giliran Hannah tidak percaya.

"Gimana?!"

"Gak!"

"Ayo lah,"

"Gila Lo, itu bukan solusi Dev, bukanya ngurangin masalah malah nambah masalah gara-gara lo hamilin gue, gak! Gue nolak!" Ucap Hannah melahap makanannya kembali.

Devon menghela nafasnya, otaknya tidak bekerja di saat situasi seperti ini. Frustasi ayahnya memberikan waktu satu Minggu untuk berpikir. Devon tidak tahu harus apa lagi, tangannya di simpan di atas meja dan menelungkupkan wajahnya dengan lesu.

"Devon are you oke?" Ucap Hannah.

"Okey..."

Hannah menganggukkan kepalanya pelan. Dia hanya membantu Devon dengan bayaran satu juta untuk menjadi kekasih palsunya selama satu malam bukannya tidak ada solusi buat Devon, Hannah pikir urusan keluarga Devon terlalu rumit. Hannah hanya gadis biasa yang tidak tahu apa-apa.

Devon mengangkat kepalanya, "Han nanti malam Lo ke bar gak?!"

"Iya, kenapa?"

"Malam gue juga bakal ke sana,"

"Minum lagi?" Tanya Hannah, Devon menggelengkan kepalanya.

"Gak! Gue mau ketemu bidadari,"

Hannah tidak mengerti, "maksud?"

"Bidadari yang ada di hadapan gue," ucap Devon membuat Hannah mencubit hidungnya.

"Noh bidadari di langit, cari sana!" Ujar Hannah langsung beranjak dari tempat duduknya.

Devon hanya tersenyum dan ikut melangkah kan kakinya menyamai Hannah, "Lo cantik Han" ucapnya membuat Hannah tersenyum menatap ke arah Devon.

"Apa sih!" Serganya.

Mereka berdua berjalan di sepanjang koridor banyak anak-anak yang melihat mereka berdua mungkin heran Hannah atlit bulu tangkis bisa berteman dengan Devon si penghianat, namun yang di pikirkan Devon bukan itu dirinya masih bersyukur masih bisa punya teman, walaupun dia hanya seorang Hannah yang kadang jutek terhadapnya Devon tidak mempermasalahkan.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang