End of Final Chapter (36) Part 2

453 28 32
                                    

Picture Cover Chapter 36 Part 2:
Arzachel Benjamin Evrard &
Reiza Dainendra Evrard

Yours 2
Arzachel (Bright) x Reiza (Liu)
Originally by Aframscha

***


"Lagi?" Arzachel menawarkan diri.

"Enak sih, tapi capek." Jawab Reiza. Arzachel tersenyum simpul mendengarnya.

"Sejak kapan nggak enak?" Berniat memberikan pertanyaan retoris, ternyata Reiza punya jawaban lain.

"Sejak kamu robek selaput dara aku." Reiza menjawab terlalu jujur.

"Tapi kan lebih banyak enaknya." Arzachel membalas lagi.

"Nnngggh.... Eiiaaa.... Eennggh..."

"Si adik bangun." Reiza bangkit, menarik selimut yang menutupi tubuh keduanya. Kemudian melilitkannya pada tubuhnya sendiri. Membiarkan Arzachel yang tubuhnya tak tertutupi apapun lagi. Rasa dingin di kulitnya kini lebih terasa. Sehingga Arzachel memeluk dirinya sendiri.

Reiza kembali dengan bayi perempuan digendongannya sedang menyusu. Kini ia memakai kaus tipis lengan panjang dan celana boxer selutut. Selimut dilepaskannya dan membiarkan Arzachel mengatur selimut untuk menutupi tubuh mereka lagi.

"Lahir kedua?" Arzachel bertanya dengan tatapan berbinar. Dirinya percaya tak percaya memiliki seorang anak perempuan.

"Ya. Khisca jadi si bungsu. Dia yang paling sering nangis." Terang Reiza pada suaminya.

Jemari besar Arzachel menyentuh pipi Khisca yang tembam. Mata bayi itu terbuka sebelah, menampilkan sorot mata yang indah. Arzachel memerhatikan, wajah bayinya perpaduan ia dan Reiza. Matanya tak sipit, persis dirinya. Memiliki darah blasteran sungguh mengagumkan.

Ada satu hal yang masih mengganjal di hati Arzachel. Orang tuanya. Dan keluarga besarnya. Mungkin akan mengamuk padanya karena tak bisa dihubungi dan mereka pasti mempertanyakan perihal Reiza dan kedua bayinya. Mereka tak tahu kapan Reiza melahirkan. Haruskah Arzachel jujur pada keluarganya? Ia tak ingin membuat kedua orang tuanya khawatir. Ia sudah biasa dibenci banyak orang, berkelahi dengan orang yang iri pada dirinya. Tapi menghilang terlalu lama, baru Arzachel alami. Arzachel berjanji pada dirinya sendiri agar lebih berhati-hati.

"Rei." Arzachel memanggil dengan mata masih memperhatikan bayi perempuannya. Sedang yang dipanggil hanya menggumam tanda mendengarkan.

"Hmm."

"Tiga hari lagi kita pulang ke England."

Reiza tertegun. Kaget tapi senang. Tapi bayi mereka...masih terlalu kecil untuk bepergian. Jauh. Melintasi benua.

Seolah mengerti apa yang dipikirkan Reiza, Arzachel berkata lagi.

"Kita pakai salah satu pesawat pribadi Papa. Nggak akan pake umum." Tutur Arzachel. Akhirnya Reiza hanya mengangguk mengiyakan. Setidaknya, mereka akan lebih aman.

"Aku ke kamar mandi dulu." Arzachel pamit. Kini giliran ia yang membelit tubuhnya dengan selimut. Reiza masih menyusui Khisca di ruang depan. Bayi perempuannya itu sangat lama bila menyusu, bisa sampai satu jam. Lengan Reiza pegal karenanya. Jika dipindah ke payudaranya satu lagi, Khisca biasanya akan merengek tak terima diganggu.

Jam menunjukkan pukul tiga pagi. Reiza merasa lapar lagi. Ia berfikir bahwa suaminya pun pasti merasa lapar juga. Untuk itu, setelah ia menyusui Khisca, Reiza berencana untuk memasak lagi.

"Udah kenyang, sayang." Mulut Khisca sudah berhenti mengemut, tanda bayi perempuan itu telah terlelap. Reiza menarik diri hingga putingnya terlepas dari mulut Khisca. Dengan sebelah tangan, Reiza sedikit merapikan kasur dan membaringkan Khisca di sana. Lalu Reiza bangkit menuju dapur.

YOURS 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang