Four

459 40 9
                                    

Pict: Reiza Dainendra


Chapter sebelumnya:


Sahabat yang kini hanya ia percayai sekarang hanya Jihan seorang, dan kini orang itu sedang tidur dengan enaknya, meninggalkan Reiza yang masih penasaran akan cerita hubungan Jihan dengan Faris yang belum dituntaskan ceritanya karena Jihan tak kuat menahan kantuk.

Kini ia berniat untuk menghubungi suaminya lagi. Satu kali sambungan, langsung diangkat oleh suaminya di seberang sana.

"Reiza, sayang. Ada apa?"

"Zeema mana?"

"Ini aku lagi suapi Zeema pudding cokelat."

"Aku mau nyusul kamu. Cariin penerbangan secepatnya dong."

"Coba telepon papa. Bilang mau nyusul Ben ke Indonesia. Lumayan kan tiket gratis, uang bulanan kamu bisa tabung. Biaya tiket pulang paksa dari kamu aku beliin bahan buat renovasi taman. Lumayan kan Rei, belajar hemat." Arzachel tak mempermasalahkan Reiza yang akan menyusulnya. Waktunya di Indonesia juga masih panjang. Bahkan acara pertunangan dilaksanakan Minggu depan. Masih banyak waktu.

"Kamu aja yang bilang sama papa." Memang dasarnya Reiza nggak mau ribet. Sudah diberi keringanan minta tiket gratis karena mertuanya pengusaha salah satu maskapai penerbangan terkemuka di Eropa.

"Kamu udah siap-siap emang?" tanya Arzachel sembari menyuapi Zeema pudding cokelat. Zeema sendiri sedang menonton kartun Tom and Jerry di ruang keluarga.

"Tinggal bawa baju doang."

"Mau bawain kondom nggak?" sedikit dipelankan suaranya agar Zeema tak mendengar nama barang haram bagi anak kecil tersebut.

Seminggu dua kali, itu jatah mereka berhubungan badan. Lain hal kalau Reiza lagi ingin-inginnya, mungkin bisa dua kali lipat dari jadwal biasa, dan Arzachel tak pernah mempermasalahkan akan hal itu.

"Nggak usahlah, beli disana aja lebih murah." Apabila Arzachel mencoba untuk hemat, Reiza lebih jauh dari kata irit, kalau nggak mau dibilang pelit. Memang perbandingan harga kondom milik Arzachel dengan yang ada di pasaran Indonesia sangat jauh berbeda.

"Kualitas, Rei. Lagipula yang ada dulu aja pakai." Reiza sangat malas meminum pil pencegah kehamilan, oleh karena itu Arzachel masih aktif menggunakan kondom.

"Disimpan dimana?"

"Laci biasa." Reiza membuka laci dari nakas yang dimaksud, dan menemukan barang pribadi milik Arzachel tersebut. Ia mengambilnya dan disimpan di atas nakas.

"Kapan lagi coba beli yang murahhhhhhh di Indo. Kamu selalu beli online, mana harganya nyampe puluhan juta sekali beli. Hemat dari mana?!" ternyata Reiza masih ingin mengomel ternyata, namun Arzachel tak berniat membalas dan berdebat, jadi ia memilih diam.

"Aku mau beres-beres koper dulu. Aku tunggu ya tiketnya."

"Iya."

Sembari menyuapi pudding yang masih belum habis, ia memesankan tiket penerbangan Inggris-Indonesia melalui perusahaan maskapai penerbangan milik ayahnya. Cari gratisan. Ketika ia ingin menelepon ayahnya untuk meminta bantuan, nama kontak istrinya lebih dahulu terpampang di layar ponsel.

"Kenapa Rei?"

"Passport aku dimana?"

"Brankas dalam lemari."

YOURS 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang