Six

404 35 7
                                    


Chapter sebelumnya:

"KIREI NOAH FRANJIHAN FEBRIYOGA!!!! BANGUN ATAU LO GUE SERET KE KAMAR MANDI, HAH?"

"Aduh, Bunda Reiza. Gue udah nonton film sampai lewat tengah malam. Ngantuk banget ini. Aku mau tidur dulu."

Mulut Reiza terbuka ingin berteriak, namun tak ada suara yang keluar pada akhirnya.

***

Jihan bagaikan orang penting. Ponselnya berpuluh kali menerima panggilan masuk yang tak diangkat karena sang empunya ponsel masih betah tinggal di alam mimpi. Kecuali panggilan dari Faris, yang dengan terpaksa Reiza angkat dan juga terpaksa berbohong dengan mengaku sebagai kekasih Jihan, meski yang menjawab adalah Arzachel.

Satu jam berlalu sejak panggilan Faris diangkat, kini pemilik ponsel yang sedang terlelap kembali menyala tanda panggilan masuk. Tertera di layar bernama 'My Darling Icha'.

"Halo?"

"Iya. Ini pacarnya Jihan ya?"

"Ini dengan siapa?"

"Saya Reiza, teman Jihan waktu SMA. Jihan masih tidur, ada di apartemen saya."

"Oh gitu..."

"Mau ketemu Jihan di apartemen saya?"

"Oh, bolehkah?"

"Apartemen saya di Jalan Arjuna, Morenno Apartemen, dekat taman blok empat."

"Kayaknya jauh dari rumah saya."

"Tahu Plaza In Mall?"

"Oh iya tahu. Beneran jauh ya dari rumah saya, hehe. Tapi gapapa deh, saya bisa pakai taksi atau ojek online kesitu."

"Punya Line nggak?"

"Ada, saya punya."

"Add ya akun Line saya. R-e-i-z-a-d-r-a-0-9."

"Iya, udah saya catat. Nanti saya chat ya."

"Ketemuan di depan Plaza In Mall ya, kira-kira kamu sampai jam berapa?"

"Kayaknya nyampe sana satu jam dari sekarang."

"Okay, nanti saya jemput disana."

"Baik, terima kasih."

"Yaa."

Panggilan selesai. Pandangannya teralih pada wajah Jihan yang sekarang sudah telentang. Mulutnya terbuka sedikit dan dengkuran pelan terdengar.

"Gue masukin sambal terasi tahu rasa lo!" Namun yang Reiza katakan hanya ancaman semata. Ia harus bersiap-siap menjemput pacar Jihan untuk datang ke apartemennya.

Reiza melangkah ke balkon tempat Arzachel berada. Pembicaraannya dengan pacar Jihan tertu terdengar oleh Arzachel. Arzachel terdiam berarti tanda setuju. Reiza menghampiri Arzachel dengan satu tujuan. Minta uang.

Namun ketika sampai dipintu balkon, Reiza terkejut mendapati suaminya sedang merokok. Sisa rokok miliknya yang disimpan di jaket, lupa ia amankan. Berakhir sekarang di genggaman Arzachel, dan sedang dihisapnya.

"Arza..."

"Sayang banget pelatih basket kayak kamu jadi perokok."

"Arza, aku nggak berniat jadi pecandu. Hanya sesekali aja. Nggak tiap hari." Reiza membela diri. Ekspresi Arzachel tak menunjukkan raut emosi, namun alisnya sedikit menukik dan matanya sedikit menyipit karena sinar matahari yang mulai meninggi.

YOURS 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang