Picture chapter cover 21: Arzachel Benjamin Evrard
***
"Sekali aja, yang. Bentaran." Kedua tangan Reiza menyelinap ke dalam kaus oblong yang dipakai Arzachel. Rasanya sungguh geli dan sekuat tenaga Arzachel menghentikan jemari Reiza yang menggerayangi tubuhnya. Reiza tak bisa dihentikan begitu saja.
"Nggak ada sekali-sekali, kamu selalu minta berkali-kali." Tangan kanan Arzachel dari luar menggenggam tangan Reiza yang bermain di daerah nipplenya, membuat Arzachel melotot horor.
Apakah orang yang hamil muda nafsunya setinggi ini? Seingat Arzachel, saat Reiza hamil Zeema, Reiza lebih pendiam dan malu-malu kucing. Bahkan Arzachel yang duluan meminta jatah beberapa kali saat Reiza hamil anak pertamanya.
"Mandi bareng kalo gitu!" Reiza masih bersikeras membuka pakaian suaminya dengan paksa. Tak peduli kaus oblong mahal suaminya jadi melar.
"Nggak ada mandi bareng! Mandi sendiri-sendiri!"
"Kamu tega banget sih, Za? Istri Kamu horny!"
"Nggak ada mandi bareng, nggak ada sex, nggak ada foreplay, nggak ada kiss! Tunggu kandungan kamu enam bulan lebih!"
"Astaga, Arza! Tega banget kiss aja nggak boleh?!"
Knock knock knock
Sepasang suami istri menoleh ke arah pintu kamar yang memang terbuka. Sosok Jihan berdiri di daun pintu setelah mengetuknya. Reiza yang sejak tadi menggoda Arzachel, kini ekspresinya datar saat melihat anak angkatnya yang sebesar gajah.
Tangan Reiza yang semula menggerayangi tubuh suaminya, terkulai ke bawah, dan ia melangkah pelan mendekati Jihan.
Arzachel yang telah bebas segera memasuki kamar mandi dan mengunci pintu, takut Reiza benar-benar menyusulnya.
"Ada apa?" Reiza bertanya dengan nada lembut.
"Gue mau pulang besok, adik gue mau balik ke Jepang lusa." Ucap Jihan takut-takut. Sejak Reiza menamparnya hingga pingsan, Jihan jadi tiga kali lebih takut dan canggung.
Reiza sendiri sudah meminta maaf dan Jihan bingung harus bersikap bagaimana. Ada rasa pesimis dalam benak Jihan, ia takut Reiza tak mengizinkannya pulang ke Jakarta setelah Reiza tahu hubungannya dengan Kaika, adik kandung Jihan sendiri.
Jihan sudah siap apabila keinginannya tak dikabulkan Reiza. Telinganya memang bersiap apabila Reiza memaki-maki dirinya, itu lebih baik daripada Reiza bersikap dingin padanya. Tapi mendengar Reiza yang meresponsnya dengan baik, ia sangat berharap diizinkan pulang.
"Pakai mobil yang kemarin dipakai pergi hunting foto. Kuncinya ada di tempat biasa, sebelah kunci-kunci motor. Uang jajan lo masih ada, kan? Pakai buat bensin cukup?" Reiza berkata dengan tenang, meski sebenarnya ia dongkol karena Jihan muncul membuat Arzachel langsung kabur ke kamar mandi.
Respons yang Reiza tunjukkan begitu tak disangka oleh Jihan. Reiza kini melunak padanya, tidak sinis seperti beberapa hari kebelakang. Harusnya Jihan lega akan hal itu, tapi entah kenapa ada rasa tak rela meninggalkan rumah mewah milik papa bulenya.
"Makasih." Hanya itu yang bisa Jihan ucapkan. Bingung harus berkata apa, Jihan berlalu meninggalkan Reiza.
"Sayaaaaaang, ikut mandiiiii!!!" Teriakan Reiza membuat Arzachel enggan keluar dari kamar mandi. Haruskah Arzachel tidur di bathub malam ini?
***
Matamu yang kecoklatan selalu menatap setiap gerakku.
Dan perasaan ragu itu, terhapuskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURS 2 [END]
RomanceProject: 2016 Published : Juni 2019 - Februari 2021 Sekuel YOURS, book 1 (14, chapters) Baca itu dulu baru baca book 2 yang ini. "If you love me, will you follow me wherever I go?" "I do love you, I will follow you wherever you go." Aku pergi ke tem...