19

351 40 11
                                    

Pict cover chapther 19: Arzachel Benjamin Evrard

***

"Reiiiii! Ayo ikut fotooo!" Teriak Adhy yang tak tahu keberadaan Reiza ada dimana, ia hanya asal berteriak berharap Reiza dapat mendengarnya.

"Nggak usah dipaksa. Dia nggak suka." Ucap Arzachel pada Adhy.

"Reiza buruan kesini!!!" Bukannya menerima masukan Arzachel, Adhy justru berteriak lebih kencang hingga Liza yang berada di sebelah Adhy menutup kedua telinganya.

Sosok Reiza mulai terlihat. Ia berjalan pelan dengan menggendong Zeema dibelakang punggungnya seperti anak monyet. Begitu mendekat ke atas pelaminan, Zeema malah memberontak ingin melepaskan diri. Reiza dengan terpaksa berhenti untuk berjongkok, kemudian Zeema segera berlari menghampiri kakeknya di dekat meja makan khusus keluarga.

Arzachel melangkah ke samping, mengulurkan tangannya dan Reiza segera menerimanya. Pemandangan itu terlihat oleh semua mantan anak basket EHS, dan Faris lebih sakit hati melihatnya. Arzachel kembali ke posisi semula ditambah Reiza yang ia peluk di depannya.

"Satu...dua...." Fotografer memulai aba-aba

Klik

***

Knock Knock Knock

Tak perlu menunggu lama, seseorang di dalam apartemen segera membuka pintu. Pemilik apartemen langsung masuk setelah melepas sepatunya asal, lalu mendudukkan diri di sofa tunggal. Sosok manis penjaga apartemen menatap jam dinding dibelakang mereka berdua. Pukul satu malam tepat. Perjalanan Bandung – Jakarta menempuh waktu dua jam bagi Dio.

"Lo belum tidur?" Tanya Dio pada Filo yang dibalas dengan gelengan kepala.

"Udah makan?" Tanya Dio lagi dan kini Filo menganggukan kepalanya.

Dio berdiri dan melepas jas, kemeja, dan celananya di depan Filo yang masih berdiri tegak. Setelah mengangkut pakaiannya, Dio bermaksud menyimpan setelan jasnya ke keranjang cuci. Filo mengikuti Dio di belakang.

"Ayo tidur." Ajak Dio sembari menuntun Filo menuju kamar.

"How was there?" Tanya Filo penasaran.

Geraldio bukan sekadar kakak kelas Arzachel semasa SMP dulu. Lebih dari itu, sosok Dio sudah Arzachel anggap seperti saudara sendiri. Persahabatan mereka cukup dekat, ditambah Chandra, mereka seperti tiga saudara.

Arzachel cukup terbuka pada Dio, begitupun sebaliknya. Tapi belakangan ini hati Dio terasa berat, seperti menanggung beban segunung. Padahal perkaranya bukan seperti itu. Dia hanya pernah merawat Filo sebagai tawanan Arzachel, akan tetapi semakin kesini ia merasa Filo tak berbahaya. Tak berbahaya bagi dirinya, namun cukup berbahaya bagi Arzachel.

Ia hanya pernah memeluk Filo yang datang padanya sambil menangis tersedu-sedu setelah kejadian di arena balapan. Saat itu Filo menghasut Fian agar menuruti perintahnya sehingga Fian tergoyahkan dan akhirnya berkhianat pada Arzachel menjual persahabatan masa kecilnya.

"How was there?" Filo bertanya kembali. Dio hampir saja tertidur jika Filo tak bersuara. Kini manik hitam Dio terbuka, kemudian menoleh ke kanan, dimana Filo terduduk di sampingnya.

"Apa lo penasaran kenapa Abe punya wajah yang terlihat sama seperti dulu?" Dio balik bertanya, memulai percakapan ringan.

"Karena Ibunya Abe juga awet muda, dan model super cantik. Gue pernah lihat orang tua Abe dulu." Jawab Filo dengan nada datar. Dio tersenyum mendengarnya hingga gigi taringnya terlihat.

Memang benar, saat di pesta pernikahan Liza, adik Arzachel, banyak orang yang salah menyangka bahwa Ibu Arzachel adalah pengantinnya, karena memakai gaun panjang seperti gaun pengantin serta wajahnya yang terlihat jauh lebih muda dari usia sebenarnya.

YOURS 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang