Nine

323 26 2
                                    

Pict chapter cover 9 : Reiza.

***

Pict: Kirei Noah Franjihan Febriyoga (Jihan)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict: Kirei Noah Franjihan Febriyoga (Jihan)

Pakai baju punya papanya Arzachel. Nggak tahu malu emang.

Perlu diketahui, bahwa Jihan tak pernah kembali ke rumahnya sejak hari dimana ia bertemu dengan Reiza untuk pertama kalinya setelah kelulusan SMA. Saat pertunangan Liza, adik Arzachel, Jihan ikut ke Bandung dan tinggal hingga saat ini. Terhitung kurang lebih sudah satu setengah bulan. Tentu saja, Reiza yang membelikan keperluan Jihan seperti sempak dan tetek bengeknya.

Keluarga Jihan hampir melapor ke polisi perihal Jihan yang hilang pada minggu pertama, jika saja Jihan tak menelepon ibunya tiba-tiba dan dengan ringannya ia bilang "Okaa-sama, Jihan nginap di rumah teman lama. Praktik dokter gigi ditutup dulu yaa."   Semudah memberitahu bahwa ia sedang kerja kelompok di rumah teman. Ibu Jihan hampir membanting handphone setelah menerima panggilan anaknya jika saja tak dicegah oleh suaminya. Jihan pergi dengan tragis. Atas kemauannya sendiri. Padahal Reiza sudah mengusirnya berkali-kali.

Memasuki basement hotel, jantung Reiza berdegup semakin cepat. Ia gelisah. Cukup Jihan saja sahabatnya yang bisa ditemuinya untuk saat ini. Ia belum siap melihat teman-teman sekolahnya dulu. Reiza adalah mantan ketua OSIS, siswa teladan EHS dua tahun berturut-turut, ketua tim tempur basket, dan atlet juara bertahan di klub karate. Siapa yang tidak mengenal dia semasa di sekolahnya? Bahkan sekolah tetangga sebelah mengenal Reiza karena posisi dan perannya yang sangat banyak semasa sekolah.

"Rei?" Jihan menggoyangkan bahu Reiza. Ia melihat Reiza seolah hilang kesadaran, alias bengong terlalu lama.

"Lo jangan deket-deket gue, Jihan. Nanti lo harus jauh-jauh. Jangan sampai orang lain lihat lo nempel bareng gue." Ucap Reiza setelah kesadarannya kembali. Ia membuka kunci dan ayah mertua turun lebih dulu.

Jihan membuka mulut bersiap menjawab, namun ia katupkan, tak jadi berucap. Ia hanya mengangguk, mengiyakan permintaan Reiza, dan melangkah menuju lift, mengikuti dua orang didepannya.

"Papa, tunggu!" Reiza berlari kecil menyusul ayah mertuanya. Di belakang Reiza dan ayahnya Arzachel, Jihan tersenyum, entah untuk apa. Langkah Reiza yang berhenti tiba-tiba dan membalikan badan membuat senyum Jihan hilang seketika. Ia memasang raut bingung. Reiza menunggu hingga Jihan mendekat.

"Gue nggak mau lo deket-deket sama Faris, meski gue nggak lihat lo berdua. Ngerti?"

"Iya."

"Inget, gue jahilin dia bahwa lo punya pacar cowok. Lo ngerti kan, apa yang harus lo lakuin?"

"Iya, Bunda Reiza. Gue PAHHAMM!" Reiza ingin mendamprat wajah Jihan karena hujan lokal mengenai wajahnya, namun ia tahan. Tak mungkin ia membiarkan Jihan masuk ke dalam dengan pipi merah sebelah jika ia menamparnya.

YOURS 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang