Fourteen

335 33 26
                                    

Pict Yours chapter 14 cover: Reiza Dainendra Evrard


***


"Si Reiza nggak beres-beres ya tadi nerima telepon. Di café ada kayaknya tujuh kali dia bolak-balik nerima telepon. Kayak costumer service aja. Mau main nggak dia?" Keluh Bara pada Nizar.

"Reeeei, buruan maiiin. Kita udah mandi keringat, licik lo kalo ga ikut cape!" Teriak Nizar pada Reiza yang masih sibuk bertelepon dengan koleganya. Tangan kiri Reiza menunjukkan gestur stop pada teman-temannya, yang artinya dia jangan diganggu dulu.

Faris istirahat di bangku bawah pohon, cukup berdekatan dengan Reiza yang sedang berdiri. Sudah sekitar empat puluh lima menit mereka bermain basket.

"Email anda sudah saya terima, dan akan segera diproses oleh tim ahli. Nanti hasilnya akan kami kirim melalui email juga. ... Ya.. baik, sama-sama Pak."  Akhirnya Reiza menyudahi teleponnya. Entah berapa orang yang hari ini silih berganti menelepon Reiza. Reiza sendiri sudah kelimpungan dan muak. Ia ingin menikmati kebersamaannya dengan teman-teman lamanya tapi pekerjaannya sungguh menggangu.

Harusnya ini diselesaikan oleh suaminya, namun Arzachel terlihat santai-santai saja karena ia mengerjakan pekerjaan perusahaan di rumah maupun di apartemen. Berbeda sekali dengan dirinya sejak di café sampai saat ini di lapangan basket SMA nya dulu masih diteror kolega. Bahkan Arzachel pergi duluan setelah acara makan di café, tak berniat untuk ikut bermain basket bersama yang lain karena ada urusan pekerjaan di hotel.

Akhirnya Reiza menghampiri teman-temannya di lapangan. Ia memang membawa kostum untuk main basket, namun ia malas menggantinya. Niatnya, Reiza akan bermain satu quarter saja.

"Kenapa nggak ganti baju, kapten?" Tanya Nizar heran.

"Terserah gue!" Untungnya Reiza sudah memakai sepatu basketnya dari rumah.

"Galak bener." Adhy berkomentar dengan suara pelan namun masih terdengar oleh Reiza, membuatnya melotot ke arahnya.

"Buruan. Ini main mau gimana? Siapa aja yang main? Dua lawan dua? Atau tiga-tiga?" Tanya Reiza sewot.

"Gue nggak ikutan, ya. Cape." Ucap Jihan. Ia memang sudah bermain panas, ternyata Bara dan Nizar masih cukup gesit dan bermain dengan baik, meski pada akhirnya Jihan dan Faris yang lebih banyak mencetak point. Semua orang termasuk Adhy kagum karena permainan Jihan yang keren, karena lelaki itu memang masih mendalami basket semasa kuliah dulu.

"Oke, dua lawan dua. Siapa yang mau sama gue?" Tanya Reiza cepat sambil melakukan pemanasan ringan. Memakai celana jeans memang tak nyaman, namun Reiza malas menggantinya. Ia tak ingin lama berbasa-basi.

"Gue sama my baby Nizar lagi!" Ucap bara semangat. Itu berarti Manda masuk tim Reiza. Sedangkan Nugi dan Nathan sedang makan bersama di bawah pohon rindang. Tak jauh dengan posisi Jihan dan Faris yang sedang tidur telentang.

Adhy menjadi wasit, ia mulai melemparkan bola ke atas yang langsung ditangkap oleh Manda. Operan keras dari Manda pada Reiza ditangkap dengan baik. Posisi yang dekat dengan keranjang basket milik tim adalah tempat Reiza melakukan shoot dengan jarak yang bisa dibilang jauh, dan berhasil masuk. Jihan yang melihat itu melongo.

Dua lawan dua memang sangat lelah karena kekurangan bantuan. Reiza bermain pasif. Ia hanya berjalan dan memasukkan bola dengan tepat. Seolah tidak ada tantangan baginya. Lagipula Manda bermain dengan cukup baik untuk merebut bola dan mengopernya pada kakak kelasnya itu.

Adhy yang melihatnya jadi gemas sendiri. Dengan bahasa tubuhnya, Adhy memerintah Nathan dan Nugi untuk bergabung kembali. Permainan menjadi tiga lawan tiga dan tim dipecah kembali menjadi Reiza-Bara-Nugi melawan Nathan-Nizar-Manda. Sebelum permainan dimulai kembali, mereka meminta waktu untuk berdiskusi sebentar.

YOURS 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang