Satu hunjaman keras menimbulkan sensasi yang luar biasa bagi keduanya, dan mengakhiri permainan mereka. Malam ini Arzachel membiarkan Reiza memegang kendali sepenuhnya. Meskipun Arzachel tetap bekerja saat di Bandung sekarang ini hingga pulang larut malam, ia masih kuat untuk berolahraga rasa nikmat dengan istrinya. Akan tetapi, ia tak menolak ketika istrinya ingin 'mandiri'.
Ketika sensasi orgasme mereda, kantuk langsung menyerang keduanya. Reiza terlebih dahulu tak sadarkan diri. Setelah alarm terpasang di handphonenya, Arzachel menyusul istrinya menutup mata.
***
Dering alarm membuka mata pemilik handphone yang berbunyi. Setelah dimatikan, dengan helaan nafas berat, Arzachel mendudukkan diri. Selimut jatuh hingga pusarnya, memertontonkan perut langsing berototnya, serta kissmark yang sungguh parah. Istrinya sungguh-sungguh "memakan" nya. Ia sudah memperingatkan Reiza untuk tak menandainya di sekitar leher. Peringatan itu tak digubris. Rasanya sedikit perih.
Membuka kedua netra abunya sampai ia melihat dengan jelas, Arzachel menolehkan kepalanya untuk menatap istrinya yang masih pulas. Arzachel menunduk untuk mencium kening istrinya, setelah itu melepas selimut dari tubuh telanjangnya, langsung menuju kamar mandi. Ia akan pergi pagi-pagi sekali. Ia harus latihan bersama dengan grup vokalnya semasa sekolah dulu.
***
Knock Knock Knock
"Reiza, come on wake up!"
"Reeeei!"
Seorang lelaki paruh baya yang sudah mendapat gelar "kakek" sejak 4 tahun lalu itu membuka pintu kamar anaknya setelah teriakannya tak direspons.
Pintu terbuka dan terlihat sesosok Reiza yang telanjang hingga dadanya, selimut menutupi tubuh bawahnya hingga kaki. Mulut sedikit terbuka dan dengkuran pelan masih terdengar oleh sang mertua yang berdiri di daun pintu.
"Oh, God. Benjamin's wife."
Ayah Arzachel menarik nafas panjang dengan perlahan. Ia berniat menghembuskan nafasnya dengan suara naik 5 oktaf.
"MASUK RUANG MEETING SEKARANG!!!"
"Huh? Hah? Mie? Ah, Me, Meet. Meat. Huh? Meeting?" Teriakan sang mertua sukses membuat Reiza langsung terduduk bangun. Matanya setengah terpejam.
Beberepa detik kemudian, matanya melihat ayah mertua di daun pintu dengan pakaian jas formal. Reiza langsung melotot karena tiba-tiba teringat bahwa ia akan pergi dengan mertuanya ke pesta pernikahan anak koleganya yang dengan sialnya si anak kolega adalah sahabatnya di sekolah dulu. Anak juragan. Keturunan Raden.
"Ten minutes you must ready and drive to Jakarta."
"Iya, Pa... Maaf Rei ketiduran, aku siap-siap sekarang."
Reiza menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya, kemudian turun dari ranjang dengan selimut menutupi tubuhnya sampai menyapu lantai, melangkahkan diri ke kamar mandi di dalam kamar. Kepalanya makin mendunduk begitu ia melewati ayah mertua di dekat daun pintu.
Kakeknya Zeema menggeleng kepalanya pelan. Tak habis pikir. Ketiduran, katanya? Reiza sungguh tak sadar. Sekarang sudah pukul dua siang.
"Papa Abe, Reizanya bangun?" Tanya sesosok laki-laki bertubuh besar dan memiliki paras yang tampan.
"Kalau dia nggak bangun juga, keterlaluan. Oh, ya, tolong siapkan mobil D 90 VX di garasi sampai depan. Ini kuncinya."
"Siap, Pa."
***
Brukkk
"Shitt!!"
Jempol kaki Reiza nyut-nyutan setelah menabrak siku meja yang tajam. Ia ingin teriak karena rasa sakit yang luar biasa, namun ia tahan dengan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya dan kemudian menahan nafas semampunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURS 2 [END]
Roman d'amourProject: 2016 Published : Juni 2019 - Februari 2021 Sekuel YOURS, book 1 (14, chapters) Baca itu dulu baru baca book 2 yang ini. "If you love me, will you follow me wherever I go?" "I do love you, I will follow you wherever you go." Aku pergi ke tem...