Picture Cover Chapter 32: Arzachel Benjamin Evrard.
999
Kangen Arza-Reiza yaaaa.....?????
Aku juga!
Hallo readers. Maaf, untuk jawaban kepo session chapter depan, ya...
Di chapter ini maaf kalo banyak typo karena aku nggak baca ulang. Aku sibuk ngerjain hal lain lagi setelah ngetik dan publish ini.
Happy reading :)
***
Panggilan mendesak dari Arzachel membuat Icha terlonjak dari duduknya. Arzachel memintanya membawa mobil untuk menjemputnya. Terpaksa Icha meminjam mobil ayahnya dengan dalih ada panggilan dari atasannya di rumah sakit.
Kini ia telah sampai di sebuah rumah sederhana namun minim penerangan. Meski begitu, netra cokelat madunya dapat menangkap sosok Arzachel sedang menyandar di tiang dan terduduk di pinggir teras dengan kaus tidak layak pakai. Tungkai telanjangnya yang penuh luka terpampang dengan jelas saat Icha mendekat. Paha Arzachel tertutupi sebuah jaket. Ketika Icha menunduk dan melihat wajah Arzachel dari dekat, kedua tangannya segera menutup mulut yang terbuka.
Tak ada suara yang keluar. Hanya badan Icha menjadi bergetar karena rasa takut. Sebelum tangan Icha menyentuh tangan pemuda di depannya yang terlalu banyak luka sayatan, netra kelabu Arzachel sudah terbuka dalam gelap. Arzachel masih dapat melihat wajah Icha dengan rambut yang lebih panjang dari terakhir ia melihatnya.
"Sakit."
"Apa yang terjadi?" Icha tak menyadari suaranya menjadi bergetar seperti akan menangis.
"Bawa gue ke rumah Jihan." Arzachel mengulurkan tangannya ke arah Icha. Melihat kondisi Arzachel dengan wajah ternodai darah mengering, sekujur tubuh penuh luka, juga tangan yang terulur tak luput jua dari bekas sayatan-sayatan yang melintang, membuat Icha mundur karena mual. Muntahannya menyirami tanaman stroberi yang baru tumbuh satu buah. Icha tak kuat untuk menahan.
Kondisi Arzachel dimatanya begitu buruk, benar-benar seperti orang yang tengah sekarat. Mata Icha benar-benar merah sekarang. Makan malamnya telah terkuras keluar. Lambungnya nyeri namun ditahan. Arzachel harus segera mendapat pertolongan atau lelaki itu benar-benar akan sekarat.
Dengan nafas yang awalnya ditahan, Icha menarik Arzachel dan segera dipapahnya pelan menuju mobil. Icha masih ingat perintah lelaki ini barusan. 'Bawa dia ke rumah Jihan.'
Bau anyir darah begitu semerbak menusuk hidungnya. Icha membuka kursi penumpang dan mendudukkan tubuh besar Arzachel pelan. Setelah itu ia menghirup banyak nafas dalam sebelum beranjak menuju kursi kemudi.
Pada perjalanan, Arzachel sempatkan mengirim pesan pada salah seorang sahabatnya yang bisa ia andalkan.
To: Chandra R
Shareloc udah jelas. Nomor 24.
Orang yang ada di dalam rumah harus ditangani dokter jiwa.
Malam ini, minta bantuan Dio
From: Chandra R
LO ADA DI JAKARTA????
KENAPA BARU BILANG SEKARANG, HAH
Arzachel tak membalas pesan terakhir. Icha menyetir dengan sesekali melirik ke kiri. Wajah Arzachel dilihatnya damai dengan mata terpejam. Tak terlihat raut menahan sakit seperti tadi. Namun Icha tahu bahwa pemuda disampingnya tidak pingsan, dilihat dari telunjuk kiri Arzachel yang terus mengetuk pelan pahanya. Arzachel membuat dirinya bertahan untuk tetap sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURS 2 [END]
RomanceProject: 2016 Published : Juni 2019 - Februari 2021 Sekuel YOURS, book 1 (14, chapters) Baca itu dulu baru baca book 2 yang ini. "If you love me, will you follow me wherever I go?" "I do love you, I will follow you wherever you go." Aku pergi ke tem...