Reva menatap Ghea yang saat ini tengah menatapnya juga dengan wajah yang memelas. Lalu, beralih menatap Lissa—mamah Zilo—yang saat ini tengah memojokkan Dera. Tetapi, bukan Dera namanya kalau masalah seperti ini saja nyalinya sudah ciut. Ia memperlihatkan smirk nya sebentar, lalu ...
"Siapa lagi kalau bukan anak Tante!!" sungut Dera dengan penuh keberanian dan membuat Reya dan Reva memelototkan matanya.
Nyari mati lo, Der, batin Reya.
Nggak tau malu, kalau kayak gini gue bakal hilangin perasaan gue ke dia deh! batin seseorang yang tak percaya dengan keberanian Dera.
Lissa yang tak terima anaknya dikatai seperti itu langsung saja melangkahkan kakinya ke arah Dera. Kemudian,
"Berani-beraninya kamu—" Semua orang yang ada di sana kaget dengan perlakuan mamah Zilo terhadap Dera. Reva yang tak bisa membiarkan ini semua terjadi lebih jauh lagi langsung saja menarik tangan Dera agar berada di belakangnya. Bergantian posisi. Membuat Lissa membulatkan matanya kaget, karena gadis yang sangat-sangat ia benci ada di hadapannya.
"Kamu—, hah, udah berani ke sini ternyata. Pasti mau lihat sahabat dekatmu ini bertunangan dengan anak saya kan?" ujar Lissa tiba-tiba. Membuat Reva merasakan nyeri di hatinya, ternyata itu benar?
Ghea yang kaget dengan pengakuan Tante Lissa yang tiba-tiba sontak saja langsung berjalan ke arah Reva. "Re—"
Reva melangkah mundur di saat sahabatnya itu mendekatinya. Ghea yang tak mau Reva semakin salah paham pun langsung saja menggapai pergelangan tangan Reva. "Re, gue bisa jelasin—"
"Apa yang harus di jelasin sih sayang. Jelas-jelas sekarang ini kamu sudah resmi menjadi calon menantu tante." Lissa sudah dulu berbicara sebelum Ghea menjelaskan semuanya kepada Reva.
Mendengar itu, hati Reva rasanya semakin nyeri. Seperti ada ribuan paku yang sedang menusuk hatinya saat ini. Reva mencoba menatap Zilo yang sedari tadi diam. Bahkan, Zilo saja tak mau menjelaskan semuanya.
Ghea terisak, bukan kejadian seperti ini yang dia mau. Ini semua salahnya, salahnya yang tak pernah mau memberi tahu Reva kebenarannya. Dia sudah mengecewakan sahabatnya dan juga ... Kevin, kekasihnya. Ghea membalikan badannya menjadi ke arah Kevin, cowok itu sedang menatap dirinya dengan penuh kekecewaan sekarang.
Ghea menatap Kevin lirih, "Kev," panggilnya pelan seraya menahan isakan yang ingin keluar dari mulutnya.
Kevin diam, menatap mata Ghea yang berkaca-kaca. Tanpa peduli dengan raut Ghea sekarang, Kevin pun melangkahkan kakinya. Bukan, bukan melangkah lurus ke arah Ghea, melainkan ke arah lain, dan pergi begitu saja dari hadapan Ghea. Menyisakan Gio yang dilanda kebingungan harus memihak kepada siapa.
Ghea menangis, membuat Lissa yang ada di sebelahnya langsung memeluk Ghea dengan penuh kasih sayang. "Hey, mantunya tante kenapa nangis?" tanya Lissa dengan nada bicara yang begitu lembut, berbeda saat berbicara dengan Reva.
Reva yang sudah tidak tahan lagi melihat perlakuan Tante Lissa yang sebegitu lembutnya kepada Ghea langsung saja berlari pergi dari kediaman Renand itu. Dengan perasaan yang sangat-sangat kacau.
"Gue benci lo Zi hiks ... dan lo juga, Gey!!"
Flashback off.
Dengan mata yang masih terpejam, sebuah kejadian-kejadian beberapa menit tadi masih saja terngiang- ngiang di otak Reva. Diamnya Zilo, yang tidak memberi penjelasan apapun kepadanya, layaknya pengecut. Perlakuan Tante Lissa yang sangat berbeda apabila bersama Ghea, membuat dadanya kembali berdenyut sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZiloVa
Teen Fiction"Zilo, gue nggak suka ya kalau lo deket-deket sama dia!" "Zilo, ngapain lo jalan bareng dia?" "Zilo, pacaran aja sana sama dia. Lo lebih sering luangin waktu buat dia daripada sama gue, pacar lo sendiri." -Revalia Francessia Franz ...