04. Kecewa

290 23 45
                                    

Plakk

Sebuah tamparan keras mendarat begitu saja di pipi mulus Reva. Dera yang sedari tadi melihat perdebatan sahabatnya itu pun seketika membelakkan kedua matanya, kala Zilo yang menampar pipi Reva dengan tatapan tajam yang membuatnya bergidik ngeri.

Tanpa pikir panjang Dera pun berjalan mendekati Reva dan mendekap tubuh Reva. Reva menunduk, saat ini ia sudah tak sanggup menahan rasa sakit di hati dan pipinya yang saat ini terasa perih.

Dan Kesya? Dia pun sama kagetnya dengan Dera, bahkan ia tak menyangka Zilo akan berbuat seperti ini kepada Reva dan lagi-lagi ini semua pun karenanya. Keysa tak bisa membayangkan lagi bagaimana nasib dia ke depannya. Pasti Reva akan semakin membencinya.

Reva mendongak menatap Zilo yang matanya sudah menyorot tajam kepadanya. Dia menatap Reva dengan tatapan yang tak biasa, sangat tajam. Sebelumnya Reva belum pernah melihat Zilo semarah ini dan baru kali ini juga Zilo main tangan terhadapnya. Kecewa, perasaan itu yang saat ini sedang Reva rasakan.

Kekhawatiran nya saat ini hanya dibalas dengan kekecewaan. Sungguh dadanya sangat sakit saat ini. Dia kecewa, kecewa karena Zilo-nya yang telah berubah, entah itu sikap, keadaan dan perasaan. Semuanya telah berubah! Ini bukan Zilo yang Reva kenal.

Namun, entah mengapa rasa benci itu tak pernah muncul di dalam hati Reva. Walaupun Zilo sudah menamparnya seperti tadi, Reva tak pernah berniat untuk membenci Zilo. Bahkan, sekarang ini perasaannya terhadap Zilo tak berubah sedikitpun. Dia hanya kecewa, kecewa bukan berarti benci.

Dan untuk Zilo, Aku akan tetep cinta sama kamu, walau sikap kamu berubah gini. Aku tau kamu juga masih punya perasaan yang sama kayak aku kan. Aku percaya kamu, Zi. I love you, batinya seraya menatap mata hazel Zilo.

ZiloVaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang