12. Rio

231 22 45
                                    

Tok ... Tok ... Tok ...

Tok ... Tok ... Tok ...

Sudah kesekian kalinya Kevin mengetuk pintu rumah Gio, bisa dibilang dia mengetuknya juga dengan sangat keras. Akan tetapi, sang pemilik tak kian membukanya. Itu juga membuat Kevin mendesah kesal, pasalnya Gio bilang tadi dirinya harus segera ke rumahnya, dan karena itu juga niat berkunjungnya ke rumah Ghea batal seketika.

TOK ... TOK ... TOK

TOK ... TOK ... TOK

Kevin kembali mengetuk pintu rumah Gio, dan kali ini ketukannya lebih kencang dari ketukan awal tadi. Dan lagi-lagi tak ada sautan ataupun orang yang membukakan pintu. Kevin pun menyerah, lengannya ia masukkan ke dalam saku mencari benda pipih yang biasa ia mainkan.

Saat sudah ditemukannya benda pipih itu, Kevin pun langsung menyalakannya dan jemarinya mulai mengetikkan sesuatu di layar.

Giono😈

P
P
P
YONO KELUAR LO!
GUE DAH DI PINTU BUSET!

Ting!

Tak lama setelah itu, terdengar notifikasi pesan yang berbunyi dari ponsel Kevin.

|Kapan dateng?
|Ko gue nggak denger njirr!
|Otw, ke bawah.

Kevin yang membacanya, seketika mendengus malas. Padahal dirinya sudah mengetuk pintu dengan sekuat tenaga, sampai jari-jari tangannya pun sudah memerah. Akan tetapi, Gio dengan seenak jidat mengatakan bahwa dia tak mendengarnya?

Gue rasa tingkat kebudegan lo udah sampe stadium akhir, Yo. batinya seraya menyenderkan dirinya di depan pintu rumah Gio.

Baru saja Kevin menyandarkan punggungnya di pintu rumah Gio, tiba-tiba pintu dibuka dari dalam, dan alhasil ngejungkel lah Kevin ke belakang bersamaan dengan pintu yang di buka.

Cklekk

Gubrakk

"ANJI*G PANTAT GUEE!!" teriak refleks Kevin seraya memegang bokongnya yang terasa nyeri.

"Mampus, mati gue," gumam seseorang yang kini berdiri memegang engsel pintu dan menatap Kevin panik.

Kevin tahu pasti ini adalah kerjaannya Gio, dia pun menyadari bahwa kini di belakangnya terdapat seseorang yang sedang berdiri menatapnya. Kevin pun sangat yakin bahwa yang kini sedang berdiri di belakangnya itu Gio. Dengan cepat Kevin pun membalikkan badannya dan mendongak menatap kaki jenjang orang yang ada di depannya.

See? Orang ini hanya memakai kolor pendek, dan Kevin pun tau bahwa kolor ini lah yang biasa Gio pakai saat di rumah. Kevin mendongak, hendak protes kepada Gio, karena dengan seenaknya dia membuka pintu tanpa melihat ataupun bertanya dahulu apakah ada orang di depannya.

"Yo emang bang-"

Ucapan Kevin menggantung begitu saja, Kevin kaget, tentu saja, bagaimana tidak? Yang sekarang di depannya ini bukanlah Gio melainkan Rio kakak sulung dari si kampret Gio. Kevin tentu saja terkejut, pasalnya Rio ini bukannya sedang berkuliah di London, bagaimana bisa dia sudah ada di Indonesia? Padahal ini kan bukan hari-hari libur. Tidak biasanya, pikir Kevin yang masih diam menatap Rio yang kini sedang terkekeh.

ZiloVaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang