Ada hal yang tidak dapat kita ubah didunia ini, yaitu takdir.
—Tara Zachira.—Kenyataan—
"Kenapa kamu nolongin aku?" ujar Khanza.
Kini mereka bertiga sudah berada didalam mobil Raven. Raven menoleh, pernyataan seperti apa ini yang Khanza lontarkan? seharusnya ia sudah mengetahui alasan Raven.
"Mau gue biarin?" tanya Raven balik.
"Nggak bukan gitu tapi—"
"Lo pacar gue, tugas gue melindungi lo." jelas Raven, "kurang jelas?"
Khanza menatap Raven tajam. Ia bingung harus percaya atau tidak dengan ucapan Raven. Khanza masih belum mengerti kenapa Raven berada disana bersama dengan ke tiga lelaki Ah ralat ke empat lelaki iblis itu? apa hubungan Raven dengan mereka?
"Aku mau nanya," ujar Khanza.
"Nanya aja." sahut Raven yang masih fokus menyetir.
"Kamu ada hubungan apa dengan pak Surya dan yang lainnya?" tanya Khanza.
Lesti yang mendengar pertanyaan Khanza mencoba untuk mengalihkan topik. "Hm...Za?" panggil Lesti.
Khanza menoleh ke kursi penumpang dibelakang. Hampir saja gadis itu melupakan keberadaan ibunya, Lesti.
"Eh iya ibu gak papa kan?" tanya Khanza. "Atau ada yang luka?"
Lesti tersenyum, "gak ada, ibu baik-baik aja." sahut Lesti.
"Syukurlah."
"Kita langsung ke rumah sakit, ibu mau lihat Dyra." ujar Lesti.
Khanza mengangguk. Terlintas ia mengingat kembali ucapan Marko yang tidak mengakui Dyra sebagai anaknya. Khanza ingin bertanya kepada Lesti, namun sepertinya untuk saat ini belum tepat. Sudahlah Khanza akan mengetahuinya nanti.
20 Menit kemudian mereka tiba di rumah sakit tempat dimana Dyra dirawat. Khanza dan Lesti langsung turun untuk melihat bagaimana keadaan Dyra saat ini.
Pintu bercat putih itu terbuka, terlihat Khanza dan Lesti memasuki ruangan. Tara sedang duduk disamping Dyra dengan satu tangannya mengusap-usap puncak kepala Dyra yang masih belum sadarkan diri. Tara menyingkir dari tempatnya ia duduk memberi ruang untuk Lesti agar dapat melihat lebih dekat sang anaknya.
"Panas sekali," gumam Lesti merasakan suhu tubuh dia yang panas.
"Kenapa bisa sampai seperti ini?" tanya Lesti.
Khanza menggeleng dan menceritakan semua kejadian yang ia ketahui dari tetangganya itu.
"Maaf, Khanza gak becus jadi kakak." ujar Khanza.
Tara memeluk tubuh sahabatnya itu. "Nggak kok, lo itu kakak terbaik yang Dyra temui di dunia ini." ujar Tara menyemangati.
"Dyra nggak akan sakit kalau gue bisa ngejaga dia," ujar Khanza masih menyesal.
"Udah Za, gak papa Dyra pasti paham kok."
"Lo belum mandi ya?" tanya Tara yang mencium bau keringat ditubuh Khanza.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVEN [END]
Teen Fiction[REVISI❗] [MENGANDUNG KATA-KATA KASAR !!] "Ven, gua suka sama lo!" ujar Khanza lantang. "Kenapa lo suka sama gua sedangkan lo tau gua udah punya pacar?!" ujar Raven. "Gadis yang malang, kamu akan mati!" Note : Murni hasil pemikiran saya, jika te...