Part 16

101 24 11
                                    

Aku percaya kau pasti mencintaiku, tapi maaf bila suatu hari nanti kau harus menerima kenyataan pahit.
-Alvino Ravendra.

—Jatuh cinta—

Flashback on

"Lo pulang sendiri bisa?" tanya Raven.

"Iyaa..."

"Okay, hati-hati ya!" peringat nya.

Khanza hanya menganggukan kepalanya. Setelah itu Raven pergi menggunakan motor nya yang diantar oleh suruhan Papanya.

Sejujurnya Khanza sudah biasa ditinggal sendiri, tapi kenapa rasanya begitu menyakitkan saat dia yang meninggalkan mu sendiri?

Khanza berjalan menuju halte. Menunggu angkutan umum lewat, tapi ini sudah malam dimana ia akan menemukan angkutan umum? Khanza sendiri berharap ia segera sampai dirumah entah itu dengan siapa dan bagaimana.

Sebuah angkutan umum berwarna merah tiba dihadapan Khanza. Dengan gembira Khanza menaiki angkutan tersebut, yang ia pikir ini adalah anugerah yang diberikan kepadanya.

Dipertengahan jalan tiba-tiba angkutan yang Khanza naiki berhenti. "Kenapa pak?" tanya Khanza kepada supir angkot.

"Enggak tahu neng, sebentar ya...." jawab nya.

Khanza hanya mengangguk dan menunggu didalam mobil. Supir angkot tadi keluar untuk memeriksa mobilnya, dan kembali untuk mengabari Khanza.

"Aduh neng...." ujar nya.

"Kenapa pak?"

"Mobilnya mogok. Dan bapak tidak bisa memperbaikinya, terus eneng ini pulang bagaimana?" terangnya.

"Ah pak serius? ini udah malem lagi...." tanya Khanza sambil menggigit bibir bawahnya.

"Maaf atuh neng, mungkin mobilnya lama selesai diperbarui. Lebih baik neng minta jemput." saran supir itu.

"Iyaa terimakasih pak...." ujar Khanza menyodorkan uang, namun ditolak oleh supir.

"Tidak usah neng...." tolaknya.

Khanza tersenyum lalu keluar dari mobil dan berjalan menjauh dari angkot. Khanza khawatir, ini sudah malam bagaimana ini? jalanan juga sepi entah kemana kendaraan yang biasa melintas mendadak menghilang.

Khanza terus berjalan sambil menatap sepatunya. Ingin sekali ia menelepon Ayah tirinya, namun pasti ditolak. Karena Khanza tahu itu tanpa mencobanya dahulu. Harap-harap cemas menghampiri nya.

Sebuah mobil hitam berhenti tepat dihadapan Khanza. Khanza memperhatikan mobil tersebut, sepertinya ia pernah melihat mobil ini. Tapi dimana?

Seseorang keluar dari dalam mobil dan menarik Khanza masuk ke dalam mobilnya.

"Kalian siapa? Mau apa?!" tanya Khanza.

"Kau akan bertemu dengan masalalu mu...." ujar sang lelaki yang mengendarai mobil.

"Maksudnya apa?!" bentak Khanza memberontak.

ZAVEN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang