Part 7

139 34 1
                                    

Bermula dari kamu, jangan egois.

Dua jam pelajaran kimia berlangsung diajar dengan guru berkumis tebal.

Krukk... Krukk...

Cacing–cacing yang kelaparan terus meminta makan. Khanza sudah lapar sejak jam pertama tadi. Tapi, apa daya? Khanza tidak pernah membolos pelajaran apa lagi bolos sekolah.

Mata gadis berambut hitam itu berkali kali melihat jam tangannya berharap bel istirahat segera tiba.

"Baiklah anak anak, seperti yang kalian ketahui hari ini bapak akan membagikan tugas kelompok." guru berkumis tebal itu mengambil absen. "Setiap kelompok memiliki point dalam satu presentasinya. Untuk tema dan tugasnya kalian bisa pilih salah satu dari bab yang sudah kita pelajari." pak Krisma membereskan berkas—berkas ke dalam tasnya.

Kringg.... Kring....

Bel istirahat menggema diseluruh gedung SMA Kusuma Bangsa. Seluruh guru yang sedang mengajar mulai meninggalkan kelas. Tak kalah saing dengan siswa–siswinya yang berhamburan kedalam kantin, termasuk Khanza.

"Gila Tar gue udah laper dari pagi!" adu Khanza sambil menuangkan saos ke dalam mangkuk baksonya.

"Makanya sarapan dari rumah Za." sahut Tara.

"Ck! kayak lo yang enggak aja." Tara nyengir lalu meminum jus alpukatnya.

Brakk!

Suara gebrakan meja membuat Khanza kaget hingga satu pentol baksonya keluar dari dalam mulutnya. Khanza mengutuk dalam hati kepada orang yang berani mengganggu makannya.

"Uhukk uhukkk...."

"Eh Za sorry gue—" ucapan Farel terpotong saat melihat reaksi Raven terhadap Khanza. Tidak, bukan hanya Farel, tapi Tara juga yang tak kalah kagetnya.

"Makasih." ucap Khanza setelah meminum air yang diberikan Raven.

"Orang keselek dikasih minum bukan kata maaf." ucap Raven menasihati Farel.

Farel nyengir lebar, "hehe....ya maaf gue ga bermaksut kayak gitu."

"Lo ngapain juga si Rel gebrak—gebrak meja?" omel Tara.

"Maksut gue mau ngagetin lo Tar eh malah yang kaget Khanza hehe...." sahut Farel sambil menatap Khanza.

"Haha kesian gak tepat sasaran!" ledek Tara.

"Udah ke kelas yuk Tar," ajak Khanza.

"Eh kita kesini nyariin lo bedua malah ditinggal pergi." ucap Raven malas.

"Kenapa?" Satu kata yang keluar dari mulut Khanza.

"Tugas kelompok buat minggu depan kapan ngerjainnya?" tanya Raven.

"Yaelah kak, kirain mau ngomongin apaan entar dibkelas kan bisa?" sahut Tara yang diangguki Khanza.

"Yaudah pergi sono!" usir Raven.

"Idih najong lo Ven." Farel melirik sinis Raven, "tadi geh baik tiba-tiba ngusir gak waras."

"Diem lo!" Farel seketika ciut.

Mereka berempat pergi berbeda arah. Tara dan Khanza kearah utara sedangkan Farel dan Raven keselatan.

Erick yang baru memasuki kantin menyerngit heran, bagaimana tidak? mereka semua pergi saat Erick datang. Dosa apa yang Erick lakukan sampai semua orang menjauh?

"WOII! MAU KEMANA ELAH GUE BARU SAMPE?!" teriak Erick.

"KELAS DOI!" teriak Raven yang langsung dikejar oleh Erick.

ZAVEN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang