Pagi ini matahari tidak secerah biasanya, Hari ini awan berwarna abu abu atau mendung.
Khanza Raqilla terbangun dari tidurnya, Ia beranjak dari tempat tidur menuju balkon menunggu matahari yang tak kunjung datang. hembusan angin pagi menyapa wajahnya. Khanza menikmati suasana pagi yang indah tanpa matahari.
Ting.
Suara notifikasi membuatnya mengalihkan pandangan ke handphone. Ia berjalan menuju kasur dimana tempat ponselnya berada, dan mulai melihat siapa yang mengirimnya pesan.
"Apaan sih ganggu aja!"
Ternyata notifikasi dari Tara Zachira, sahabatnya. Ia membuka room chat tersebut.
Tara cans
Woiiii!
Za Bangun! Dasar kebo lo!Gk perlu lo bangunin gue udh bangun!
Paan si ganggu aja?!Hehe.. yaudah jangan marah dong! Temenin gue keperpus yuk?!
Mls! Mending tidur!
Dasar kebo! Pokoknya temenin gue! Gue tunggu ditaman biasa!
Bodoamat!
Khanza menghela nafas. Sahabatnya yang satu ini keras kepala apa yang diinginkan harus ia dapatkan! Terutama memaksa Khanza untuk ikut dengannya. Padahal Khanza sudah menghayal untuk bersenang senang di rumah. Pasalnya hari ini libur, wajar saja sahabatnya yang keras kepala itu mengajaknya pergi.
****
Setelah sampai di taman yang tak jauh dari rumahnya, Khanza mencari seseorang siapa lagi klo bukan Tara sahabatnya."Eh lo udah dateng! yaudah yuk jalan sekarang nanti ujan." Sapa Tara.
"Yiidih yik jilin sikiring ninti ijin taik lo!" sahut Khanza menye-menye.
"Hehe....jangan cemberut gitu dong! Entar cantiknya ilang."
"Jadi jalan gak? ngoceh aja!"
"Eh ayuk ayuk!" sahut Tara semangat 45.
Mereka berdua berjalan menuju perpustakaan biasa yang Tara sering kunjungi.
Sampai di perpustakaan Tara memarkirkan sepeda motornya. Lalu masuk bersama Khanza ke dalam perpustakaan, mencari buku yang hendak dibaca.
"Tar! gua ke sana ya," ucap Khanza sambil menunjuk rak buku disebrang sana.
"Eh iya iya!" jawab Tara.
Sepergian Khanza meninggalkan Tara ia mencari cari buku yang sedang populer saat ini. Khanza tertarik pada satu buku yang terletak diatas rak. Ia mencoba mengambilnya hingga terloncat loncat namun hasilnya nihil.
"Duh pendek juga gua!" ocehnya sendiri.
"Gimana ngambilnya coba?!" gumamnya.
Saat sedang berpikir pikir Khanza melihat sepasang kekasih sedang berjalan menuju ke arahnya dengan pandangan yang tak lepas dari buku buku.
"Dih bucin! Alay!" gumamnya.
Ide cemerlang terlintas dikepalanya. Khanza mencoba mendekati sepasang kekasih tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVEN [END]
Jugendliteratur[REVISI❗] [MENGANDUNG KATA-KATA KASAR !!] "Ven, gua suka sama lo!" ujar Khanza lantang. "Kenapa lo suka sama gua sedangkan lo tau gua udah punya pacar?!" ujar Raven. "Gadis yang malang, kamu akan mati!" Note : Murni hasil pemikiran saya, jika te...