I'm tired.
—Khanza Raqilla.
Lesti memasuki rumah, betapa terkejutnya. Ia melihat Khanza dan Tara yang terkapar di lantai dengan berlumuran darah. Tara memeluk tubuh Khanza.Sorot matanya memerah. Ia menangis, melihat anak-anaknya harus terkena imbas dari dendam orang-orang yang iri kepada almarhum suaminya, Dafa. Lesti berlari menghampiri Khanza dan Tara.
"Za, tolong lakukan pesan ayah." ujar Tara lemah.
Khanza menggeleng, "nggak! lo akan baik-baik aja, bertahan."
Air mata kedua insan itu mengalir. Mengisyaratkan betapa malangnya hidup mereka yang dipenuhi oleh dendam.
"Gue gak lama, tolong jaga Farel untuk gue." ujar Tara lalu memejamkan matanya dan tubuhnya jatuh dipelukan Khanza.
"Tar! nggak Tar! bangun!" Khanza mengguncangkan tubuh Tara.
Barusaja Alvino akan meluncurkan kembali pelurunya, polisi datang mengepung mereka semua. Alvino, melarikan diri. Namun, polisi menembak kaki lelaki itu hingga membuatnya tertangkap. Surya, Abdi, dan Marko sudah diborgol (gimana tulisannya euy? 😭) oleh polisi.
Seorang pria dengan jas hitam melekat ditubuhnya dengan gagahnya ia berjalan mendekati lokasi yang terjadi. Adelard. Ya dia adalah ayah dari Farel Adelard. Adelard lah yang membawa polisi, dan untungnya dia belum terlambat untuk menyelamatkan keluarga ini.
"Bangsat, Adelard!" umpat Alvino.
Adelard tersenyum miring menatap ke empat lelaki yang kini ditahan oleh polisi. "Selamat tinggal." ujar Adelard sebelum polisi membawa mereka ke penjara. Adelard mendekati Khanza, ia tak menyangka jika Alvino benar-benar membalaskan dendamnya kepada keturunan Dafa.
Adelard menghubungi ambulans. Khanza dan Tara dibawa ke rumah sakit terdekat. Dokter langsung menangani kedua pasien itu.
"Lakukan yang terbaik." pinta Adelard kepada dokter.
Dokter itu menganggguk dan memasuki ruangan operasi. Khanza harus dioperasi dengan cepat, sebelum racun yang dihantarkan peluru itu menyebar lebih luas.
Dokter dari ruangan Tara keluar. Dengan memberikan wajah piasnya dokter itu berkata, "Maaf saudari Tara Zachira tidak dapat kami selamatkan."
"Racun itu sudah menyebar ke seluruh tubuh gadis itu, dan Tuhan lebih menyayangi dirinya. Kamis, 15 januari 2016 pukul 21.00 WIB, pasien bernama Tara Zachira meninggal dunia."
"Saya turut berduka cita," ujar Dokter itu lalu pergi meninggalkan ruangan.
Tangis Lesti pecah saat itu juga. Ia terduduk di lantai, sambil menangis. Dirinya harus kehilangan seorang anak lagi. Baru saja, kemarin Lesti bahagia telah dipertemukan dengan anaknya yang hilang selama 12 tahun. Akhirnya pertemuan kemarin hanyalah sekedar memberi tahu bahwa anaknya masih hidup.
Adelard mengusap punggung Lesti, memberi kekuatan dalam dirinya. Ia tahu, apa yang dirasakan wanita ini. Hidupnya kelam semenjak kepergian Dafa. Dirinya tak punya semangat lagi untuk hidup, kecuali kedatangan Adelard yang membantu keluarganya itu.
Farel, Erick, Raven, dan orangtua angkat Tara datang tergesa-gesa setelah mengetahui bahwa Tara meninggal dunia. Semua orang yang berada disana menangis. Termasuk Farel yang tidak menyangka akan kehilangan cinta sejatinya.
Farel memasuki ruangan Tara, terlihat kain putih sudah menutupi seluruh tubuhnya. Farel berjalan gontai mendekati brankar gadis itu. Perlahan Farel membuka kain itu, terlihat wajah gadis yang dahulu ceria kini pucat. Gadis yang selalu kuat, kini berbaring lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVEN [END]
Teen Fiction[REVISI❗] [MENGANDUNG KATA-KATA KASAR !!] "Ven, gua suka sama lo!" ujar Khanza lantang. "Kenapa lo suka sama gua sedangkan lo tau gua udah punya pacar?!" ujar Raven. "Gadis yang malang, kamu akan mati!" Note : Murni hasil pemikiran saya, jika te...